Perekonomian masih tak menentu, harga emas kian berkilau



JAKARTA. Harga emas kembali menguat. Harga emas untuk pengiriman bulan Juni 2011 di bursa Nymex, Kamis (31/3) pukul 16.14 WIB, senilai US$ 1.432,10 per ons troi. Angka tersebut lebih tinggi 0,17% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya, US$ 1.424,90 per ons troi.

Analis percaya, penyebab sinar emas kembali terang adalah ketidakpastian ekonomi global yang kembali merebak di pasar.

Satu pemicu ketidakpastian adalah situasi Libia yang kembali memanas. Pasukan pemerintahan Muamar Kaddafi berhasil memukul pasukan pemberontak dari kilang-kilang minyak.


Ibrahim, Analis Senior Harvest International Futures menilai, pasar khawatir perang antara sekutu NATO dan Kaddafi akan pecah. "Perang bisa saja berkepanjangan, dan kondisi Timur Tengah semakin tidak menentu," kata dia.

Pasar juga merisaukan krisis utang Uni Eropa yang bisa mengganjal pemulihan situasi ekonomi di Benua Biru itu.

Menurut Ibrahim, kekhawatiran pasar akan reda jika Portugal, negara yang sedang mengalami krisis, bersedia menerima bantuan internasional. "Bantuan internasional sangat penting. Kalau tidak negara tersebut terancam gagal bayar," kata Ibrahim.

Pelaku pasar berspekulasi situasi di Eropa bisa menghambat pertumbuhan ekonomi global. Karena itu, tutur Ibrahim, pelaku pasar kembali berburu instrumen investasi yang relatif aman atau safe haven seperti emas.

Namun Alwi Assegaf, analis Universal Broker Indonesia memperkirakan, harga emas akan terkoreksi kembali. Alwi merujuk ke data ekonomi Amerika Serikat (AS) terbaru yang memperlihatkan hasil positf sebagai isu yang bisa memicu koreksi harga emas.

"Data AS menunjukkan pemulihan ekonomi berjalan," kata dia. Dalam proyeksi Alwi, pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam akan mendorong penguatan nilai tukar dollar AS sekaligus menekan harga logam berharga.

Faktor stimulus

Sumber tenaga dollar yang lain adalah rencana The Federal Reserves mengkaji pelaksanaan paket stimulus. Kabar yang beredar, The Fed akan menghentikan pelaksanaan pengucuran stimulus lebih cepat dari jadwal semula. "Ini membuka peluang The Fed menaikkan suku bunga dan mendorong penguatan dollar AS," kata Alwi.

Tenaga dollar akan diperkuat dua data ekonomi penting lainnya yaitu data pengangguran (jobless claim) dan upah tenaga kerja sektor non agrikultur (non farm payroll) yang dirilis Kamis malam tadi dan Jumat malam. "Kalau data tersebut positif, dollar akan menguat," kata dia.

Alwi memperkirakan, data ekonomi AS masih mendominasi sentimen pergerakan harga emas dibanding isu perang Timur Tengah ataupun krisis utang Uni Eropa. Alwi memperkirakan harga emas cenderung melemah di kisaran US$ 1.420-US$ 1.437 per ons troi.

Ibrahim mengakui, pemilik dana lebih berani mengambil risiko. Mereka mengeluarkan emas dari portofolio, serta berpaling ke instrumen berisiko seperti saham. Namun Ibrahim meramal, emas tetap bullish dan bergerak di antara US$ 1.421,65 hingga US$ 1.437 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie