KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas sebagai salah satu jenis investasi mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun ini. Tercatat harga emas Antam sempat mencapai level hingga Rp 1.065.000 per gram. Meski kini agak meredum, kilau emas diprediksi masih akan bersinar di tahun depan. Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto menjelaskan, secara pribadi emas dinilai menjadi investasi yang menarik ketimbang valuta asing (valas) di tahun depan. Menurutnya, sepanjang krisis belum teratasi dan pandemi masih belum usai, maka emas masih menjadi jalan terbaik untuk investasi.
"Jadi tergantung kalau vaksin ini gagal atau kurang sesuai harapan ya emas akan terus naik. Yang paling menarik menurut saya masih emas karena salah satu cara pemerintah untuk selesaikan masalah Covid-19 kan dengan cetak uang. Ketika uang dicetak banyak kan mau tidak mau nilainya makin turunkan, apalagi BI turunin suku bunga terakhir kemarin. Kemungkinan inflasi kita diharapkan akan naik, ketika inflasi naik emas akan jadi aset yang akan dikejar orang," jelas Eko kepada Kontan.co.id Minggu (6/12). Eko menerangkan jika wabah semakin tak terkendali maka harga emas akan semakin melonjak. Eko memperkirakan harga emas tahun depan akan sedikit lebih tinggi dari level tertinggi tahun ini. Soal jenis investasi emas, Eko menilai emas batangan masih memberikan imbal hasil yang lebih baik daripada emas perhiasan. Hal itu lantaran emas batangan tak memerlukan pemotongan biaya tambahan banyak baik saat akan dibeli dan dijual.
Baca Juga: Makin berkilau, emas cetak rekor tertinggi dalam dua pekan di US$ 1.869 per ons troi "Semua bentuk emas secara historikal memberi imbal hasil, tapi kalau perhiasan tidak begitu karena potongan awal ada dan saat jual juga ada. Nah itulah banyak potongan, jadi pakai emas batangan saja," ungkapnya. Sementara itu, soal investasi valas, Eko menilai dengan kondisi pandemi masih melanda dan masih ada beberapa negara yang belum melonggarkan keluar masuk bagi warga asing ke negaranya, maka valas dinilai kurang menarik dijadikan investasi di tahun depan. Namun kembali lagi kepada individu, jika seseorang memilih berinvestasi di valas Eko menerangkan biasanya memiliki kepentingan di industri ekspor impor yang mengharuskan menggunakan valas. "Valas biasa digunakan untuk tujuan mereka yang punya rencana keluar negeri dalam bentuk valas misal ekspor impor itu mau tidak mau butuh valas. Kalau buat investasi tidak disarankan valas," jelasnya. Kemudian kepada milenial yang ingin mulai berinvestasi jangka panjang di tahun depan, Eko menyarankan agar dapat memanfaatkan moment dengan berinvestasi di properti, saham dan reksadana. Fauziah Arsiyanti, Independent Financial Advisor PT Fahima Advisory mengatakan hal sama. Menurutnya, emas masih akan jadi primadona untuk ke depannya. Sementara Fauziah tidak menyarankan investasi valas di tahun depan. "Emas masih menjadi primadona untuk ke depannya, sementara valas baiknya hanya dipegang hanya untuk kebutuhan saja, misalkan kebutuhan menyekolahkan anak keluar negeri, bisnis, dan lainnya jangan dulu untuk investasi," jelas Fauziah. Menurut Fauziah, investasi di masa kenormalan baru sebaiknya jangan mempertimbangkan unsur sentimen. Namun lebih karena kebutuhan dan kemampuan, misalnya saja jika memiliki dana lebih, hutang sudah terbayar maka investasi di emas bisa jadi pilihan.
Baca Juga: Harga tiga komoditas akan atraktif pekan ini, simak rekomendasi sahamnya "Jika memang memiliki kebutuhan valas, seperti untuk naik haji atau keperluan lainnya, bisa simpan," imbuhnya. Fauziah juga tak menampik jika ada potensi kenaikan emas akan lebih tinggi dari tahun ini. Oleh karenanya bagi masyarakat yang ingin berinvestasi emas harus dapat memilih program cicilan emas terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mulai berinvestasi tahun depan, Fauziah menerangkan langkah pertama ialah menyehatkan dahulu keuangannya dengan tidak berhutang. "Saya pribadi sarankan, cek dulu keuangan Anda, kalau ada kelonggaran, tabung di awal, tidak dipatok berapa persen," jelasnya. Sementara itu, Principal Consultant dan CEO ZAP Financial, Prita Hapsari Ghozie menyebut bahwa emas masih menarik untuk investasi di tahun depan. Secara financial planning, emas dan valas menurut Prita mengandalkan perbedaan selisih spread jual-beli dalam hal potensi keuntungan. "Emas selalu baik digunakan sebagai hedging untuk portofolio investasi. Sedangkan, valas baik untuk dipegang jika ada kebutuhan transaksinya. Tujuannya agar hindari fluktuasi kurs," jelasnya.
Prita juga berbagi tips investasi di masa pandemi. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya, harus fokus terhadap tujuan keuangan, untuk jangka pendek lebih baik bertahan dengan Reksadana Pasar Uang (RDPU) dan Surat Berharga Negara Ritel (SBN Ritel). Kemudian untuk jangka panjang investasi bisa di sektor properti dan berbasis saham, dimana memberikan potensi kenaikan yang sangat tinggi karena saat ini nilainya disebut Prita banyak undervalue. "Lalu hindari berutang untuk investasi, gunakan dana yang ada. Terakhir, siapkan dana darurat karena pandemi masih berlanjut," kata Prita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi