NEW YORK. Perang siber antara Amerika Serikat (AS) dan China terus berlanjut. Kabar terbaru, kelompok peretas China mencuri 4,5 juta catatan kesehatan (medical record) warga AS. Peretas China membobol data kesehatan Community Health Systems Inc. Ini adalah jaringan rumahsakit terbesar kedua di AS. "Beberapa tahun terakhir para peretas China membidik data industri kesehatan AS," ujar Aaron Shelmire, analis Dell Secure- Works, kemarin. Shelmire mengatakan, para peretas membobol data pasien rumahsakit dengan terlebih dahulu menyusup ke jaringan perusahaan obat. "Peretas China masuk ke sistem komputer perusahaan farmasi yang akan diakuisisi konglomerasi rumahsakit," ujar dia.
Cara lain, peretas membobol sistem perusahaan farmasi lewat penghubung yang merupakan peneliti universitas. Shelmire menebak, sekitar 4.5 juta catatan kesehatan warga AS telah dibobol. Belum lama ini, yang paling banyak dibobol peretas China adalah jaringan rumahsakit di Tennessee. Setali tiga uang, perusahaan anti virus Symantec memperkirakan, ada lebih dari 10 juta data pasien AS yang dicuri. "Kita memasuki era pembobolan besar-besaran," tulis Symantec. Industri kesehatan Identity Theft Resource Center mengungkap, peretasan data di industri kesehatan AS mencapai 43% dari total peretasan. Peretas juga membidik industri ritel. Identity Theft menilai, industri kesehatan AS menjadi target peretas seiring dengan booming industri kesehatan di China. Belakangan, Pemerintah China meningkatkan investasi di industri kesehatan secara signifikan. Jim Prutow, Direktur Pricewaterhouse Coopers (PwC) bilang, industri kesehatan China diproyeksikan bertumbuh sebesar 20% per tahun hingga tahun 2017 nanti. JD Sherry, Vice President Trend Micro Inc mengungkap, peretas China dari kalangan pemerinta biasanya membidik perusahaan obat dan produsen alat kesehatan. "Peretas mengoleksi data IP dan transaksi perdagangan untuk memetakan pasar,” jelas dia.