Peretas curi data mantan presiden AS



NEW YORK. Media di Amerika Serikat (AS) melaporkan tentang aksi pencurian data mantan Presiden AS, Gerorge H W Bush dan keluarganya oleh seorang peretas atau hacker. Sejumlah data milik Bush dan keluarganya diambil peretas dari surat elektronik milik Bush dan keluarga.

Sebelumnya ada sebuah foto Bush yang menunjukkan dia sedang terbaring di tempat tidur di rumah sakit dimana Ia menjalani perawatan penyakit bronchitis.

Laporan tersebut mengatakan, data dalam email pribadi yang dicuri itu meliputi alamat dan data pribadi dari anggota keluarga Bush.


Juru Bicara Keluarga Bush melaporkan penyelidikan terhadap kasus ini sedang berjalan. "Kami tidak memberikan komentar tentang sesuatu hal yang sedang dalam proses penyelidikan," kata Juru Bicara keluarga Bush, Jim Grath kepada Houston Chronicle.

Laporan pencurian data pribadi pada email Bush dan keluarganya ini juga dilaporkan secara detail oleh situs The Smoking Gun.

Email yang diretas menurut situs tersebut termasuk diantaranya sejumlah email yang berisi pesan keprihatinan terhadap kondisi kesehatan Bush dan pesan pribadi yang dikirimkan oleh Presiden Barack Obama melalui seorang ajudannya.

Data menarik

Situs The Smoking Gun juga mengatakan bahwa, mereka telah dihubungi peretas yang menggunakan nama samaran, Guccifer.

Guccifer menurut ceritanya kepada situs tersebut telah mengambil banyak data termasuk data yang disebutnya sebagai 'email yang menarik' saat sang mantan presiden menjalani perawatan di rumah sakit.

George W H Bush merupakan presiden AS ke-41 yang bertugas pada periode 1989 hingga 1993. Bush gagal menjalani kepemimpinan periode keduanya setelah kalah dari Bill Clinton pada pemilu saat itu.

Sebelumn menduduki jabatan sebagai Presiden AS, Bush sempat menduduki sejumlah posisi penting seperti Direktur CIA, Duta Besara AS untuk China, Anggota Kongres yang mewakili Texas dan Wakil Presden yang mendampingi Ronald Reagen pada periode tahun 1981-1989.

Putra Bush, George W Bush merupakan Presiden AS yang ke-43 dan memimpin negara itu pada tahun 2001 hingga 2009 lalu.

Editor: Asnil Amri