WASHINGTON. Alarm tanda bahaya menyala bagi sistem perbankan Amerika Serikat (AS). Laporan terbaru Pemerintah AS, kelompok peretas tengah membidik JP Morgan Chase & Co dan empat bank kakap lain. Sumber Bloomberg menyebut, peretas telah mencoba membobol sistem JP Morgan selama periode Agustus ini. "Peretas berencana menguras uang nasabah," ujar sumber tersebut. Kamis (28/8). Peretas juga disinyalir ingin mencuri data pegawai JP Morgan. Temuan awal, peretas tersebut membobol sistem JP Morgan melalui transaksi antara bank dengan peritel atau konsumen. Metode ini paling lazim digunakan sebab membobol langsung sistem keamanan bank besar sangat sulit. Saat ini, Biro Investigasi AS (FBI) tengah mendalami kasus pembobolan tersebut. Penyelidikan FBI mengarah pada kelompok peretas Rusia. Aksi pembobolan ini dicurigai sebagai aksi balas dendam Rusia yang mendapat sanksi keras dari Pemerintah AS karena konflik di Ukraina. Hingga kini, JP Morgan enggan buka-bukaan tentang data nasabah yang tercuri. "Bank besar seperti kami menghadapi percobaan pembobolan setiap hari. JP Morgan punya sistem berlapis yang aman," ujar Patricia Wexler, Jurubicara JPMorgan. FBI terus mendalami kasus ini. FBI masih berupaya membuktikan apakah peretas berhasil membobol sistem JP Morgan. Yang pasti, penelitian terbaru mengungkapkan, sistem JP Morgan pernah disusupi virus. Peretas memasukkan virus lewat jaringan JP Morgan di Hong Kong dan India. Virus ini dideteksi berpotensi mencuri data nasabah.
Peretas membidik sistem JP Morgan
WASHINGTON. Alarm tanda bahaya menyala bagi sistem perbankan Amerika Serikat (AS). Laporan terbaru Pemerintah AS, kelompok peretas tengah membidik JP Morgan Chase & Co dan empat bank kakap lain. Sumber Bloomberg menyebut, peretas telah mencoba membobol sistem JP Morgan selama periode Agustus ini. "Peretas berencana menguras uang nasabah," ujar sumber tersebut. Kamis (28/8). Peretas juga disinyalir ingin mencuri data pegawai JP Morgan. Temuan awal, peretas tersebut membobol sistem JP Morgan melalui transaksi antara bank dengan peritel atau konsumen. Metode ini paling lazim digunakan sebab membobol langsung sistem keamanan bank besar sangat sulit. Saat ini, Biro Investigasi AS (FBI) tengah mendalami kasus pembobolan tersebut. Penyelidikan FBI mengarah pada kelompok peretas Rusia. Aksi pembobolan ini dicurigai sebagai aksi balas dendam Rusia yang mendapat sanksi keras dari Pemerintah AS karena konflik di Ukraina. Hingga kini, JP Morgan enggan buka-bukaan tentang data nasabah yang tercuri. "Bank besar seperti kami menghadapi percobaan pembobolan setiap hari. JP Morgan punya sistem berlapis yang aman," ujar Patricia Wexler, Jurubicara JPMorgan. FBI terus mendalami kasus ini. FBI masih berupaya membuktikan apakah peretas berhasil membobol sistem JP Morgan. Yang pasti, penelitian terbaru mengungkapkan, sistem JP Morgan pernah disusupi virus. Peretas memasukkan virus lewat jaringan JP Morgan di Hong Kong dan India. Virus ini dideteksi berpotensi mencuri data nasabah.