KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa indeks IDX Growth 30 (IDXG30) berhasil mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), secara
year to date (YtD). Pertumbuhan
return IDXG30 masih ditopang oleh beberapa saham berkapitalisasi besar
(big caps). CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mencermati bahwa kinerja IDXG30 cukup positif karena bisa berada di atas IHSG. Imbal hasil atau
return yang dicatatkan tersebut tidak terlepas dari saham-saham berkapitalisasi besar yakni di atas Rp 100 triliun. PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (
AMRT) di antaranya merupakan penopang pergerakan indeks IDXG30. Meskipun harga sahamnya mahal, tetapi performanya cukup lumayan membantu performa IDXG30.
Namun, Praska melihat kinerja IDXG30 belum cukup merata dikontribusikan oleh semua anggota indeks. Dari 30 saham yang ada, hanya sekitar 11 saham yang benar-benar berkontribusi terhadap
return positif terhadap IDXG30.
Baca Juga: Kinerja Indeks IDXG30 Masih Ditopang Saham-Saham Sektor Perbankan Jika dihadapkan dengan indeks hampir serupa, IDXG30 juga bukan merupakan yang terbaik. IDX Quality30 (IDXQ30) masih mencatatkan imbal hasil jauh lebih positif. Sebagai informasi, IDXG30 mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki tren harga relatif terhadap pertumbuhan laba bersih dan pendapatan dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per tanggal 24 Maret 2023,
return IDXG30 sebesar 0,09% lebih rendah dibandingkan
return IDXQ30 sebesar 1,98% YtD. Tetapi, berhasil mengungguli
return IDX Value 30 (IDXV30) yang catatkan -7,39% dan IHSG yang terpantau -1,29% YtD. Secara keseluruhan, Praska mengamati kinerja indeks IDXG30 berpotensi rawan terganggu saham-saham sektor energi di tengah pelemahan harga komoditas ataupun sektor keuangan yang kemungkinan terdapat pembalikan atau
reversal pascamusim rilis laporan keuangan yang positif. Kendati demikian, IDXG30 terlihat masih akan ditopang oleh saham-saham sektor perbankan dan juga saham telekomunikasi seperti PT Telkom Indonesia Tbk (
TLKM) dengan kapitalisasi besar. Dalam jangka pendek, saham-saham sektor barang baku sektor konsumer primer dan konsumer non primer turut menjadi pendorong IDXG30. Selain itu, momentum saat ini berpihak pada positifnya sektor keuangan, teknologi dan transportasi logistik.
Baca Juga: Laba Mayoritas Penghuni LQ45 Sesuai Ekspektasi, Simak Rekomendasi Saham Bluechip Ini “Prospek IDXG30 masih bagus karena secara sektor bakal didukung oleh sektor barang baku konsumer primer ataupun konsumer nonprimer. Tetapi masih akan ditopang sektor perbankan,” ucap Praska kepada Kontan.co.id, Sabtu (25/3).
Menurut Praska, saham BBNI, PT Samudera Indonesia Tbk (
SMDR), PT Surya Citra Media Tbk (
EMTK), PT Indika Energy Tbk (
INDY), serta PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (
MPMX) bakal menjadi perhatian saat ini. Hal itu karena mengukur valuasi
price book to value (PBV) dan
price to earning ratio (PER) yang cukup murah. Dia menyoroti MPMX yang memiliki fundamental kuat seperti ditunjukkan pada tingkat pertumbuhan per tahun atau
compounded annual growth rate (CAGR) yang berada di atas 10%. Kemudian, MPMX menarik karena memiliki
dividend yield yang besar yakni secara historikal rata-rata di atas 10%. Selain itu, tren harga saham MPMX baru kembali naik setelah terkoreksi dari puncak di awal Maret lalu. MPMX mempunyai potensi
upside yang menunjukkan
goldencross, berbalik arah dari zona
oversold. Praska merekomendasikan
buy untuk MPMX dengan target harga di Rp 1.300 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati