Performa reksadana saham kembali ungguli IHSG



JAKARta. Imbal hasil (return) produk reksadana saham kian moncer. Data Infovesta Utama menunjukkan, rata-rata imbal hasil reksadana saham yang tercermin dalam Infovesta Equity Fund Index menorehkan return 23,71% secara year to date hingga akhir Agustus 2014.

Performa tersebut mengalahkan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang naik 20,18% pada periode yang sama. Tak hanya itu, return reksadana saham juga unggul dibandingkan reksadana jenis lainnya, seperti, rata-rata imbal hasil reksadana campuran yang sebesar 14,22%.

Posisi wahid pemberi imbal hasil tertinggi ditempati produk Dana Pratama Ekuitas. Produk besutan PT Pratama Capital Asset Management membagikan return sebesar 42, 99%. Urutan kedua dan ketiga juga ditempati produk reksadana saham kelolaan manajer investasi yang sama, yaitu Pratama Saham dan Pratama Equity. Masing-masing menorehkan return 39,62% dan 35,28%. 


Sedangkan, reksadana saham dengan kinerja terburuk adalah Grow-2-Prosper. Produk kelolaan PT Corfina Capital ini mencatatkan return minus 10,22%.

Analis Infovesta Utama Viliawati mengatakan, kinerja reksadana saham lebih moncer ketimbang IHSG, karena fleksibilitas manajer investasi dalam mengalokasikan portofolio. "Misalnya, perubahan alokasi bobot pada efek saham dan pasar uang, pemilihan sektor dan saham yang dianggap potensial, serta melakukan rotasi sektor," ujarnya.  

Arief Wana,  Direktur PT Ashmore Asset Management Indonesia mengatakan, kinerja reksadana saham kelolaannya, yaitu Ashmore Dana Progresif Nusantara tertopang pemilihan saham-saham kapitalisasi kecil. Produk ini menorehkan imbal hasil 32,12%.

"Kinerja didorong strategi yang jeli dalam menemukan value dan perhitungan risiko di saham-saham dengan kapitalisasi kecil," tutur Arief. Selain itu,  pihaknya melakukan peralihan (switching) ke sektor saham yang lebih baik. 

Proyeksi return 25% Viliawati menduga, reksadana saham masih akan memberikan return lebih tinggi di akhir tahun ini ketimbang jenis campuran dan pendapatan tetap. Sebab, secara umum pergerakan bursa saham cenderung lebih agresif dibandingkan bursa obligasi. 

"Sehingga, kinerja reksadana saham akan lebih unggul dibanding reksadana pendapatan tetap saat terjadi perbaikan ekonomi," paparnya.

Namun, ia mengingatkan, investor perlu mencermati sejumlah faktor sepanjang tahun ini. Seperti, valuasi bursa saham yang relatif tak murah, sehingga penguatan mulai terbatas. Prediksinya, rata-rata kinerja reksadana saham  secara year on year bisa mencapai 25%. Adapun rata-rata return reksadana campuran 15%-18%, dan reksadana pendapatan tetap 6%-8%.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia