Performa ritel belum menggembirakan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memprediksi, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2017 berada di kisaran 5,1%-5,2%. Hal ini didorong beberapa sektor, seperti konsumsi rumah tangga yang diprediksi meningkat.

Namun membaiknya konsumsi rumah tangga pada kuartal ini ketimbang sebelumnya belum tercermin sepenuhnya pada kinerja perusahaan ritel. Kinerja peritel masih variatif. Misalnya, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), segmen usaha kafe dan restoran memberikan kontribusi lumayan signifikan.

Hingga kuartal III-2017, perusahaan mencatat pendapatan total Rp 11,68 triliun, naik 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 10,29 triliun. Dari total penjualan tersebut, penjualan eceran dan grosir masih mendominasi. Selain berporsi 92% terhadap total pendapatan, pemasukan dari segmen ini juga naik 14% menjadi Rp 10,78 triliun dari sebelumnya Rp 9,41 triliun.


Yang menarik, segmen kafe dan restoran tumbuh 25% yakni dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,5 triliun. Segmen ini memberikan porsi 12% terhadap total pendapatan MAPI.

Segmen ritel MAPI berkontribusi paling besar, menopang 70% atau Rp 8,2 triliun dari total penjualan. Namun, ritel MAPI hanya tumbuh 17%. "Hal ini merupakan bukti yang solid atas ketahanan merek-merek yang kami kelola di tengah kondisi usaha yang penuh tantangan," kata Fetty Kwartati, Head of Corporate Communication MAPI, Selasa (31/10).

Menurut Reza Priyambada, analis Binaartha Parama Sekuritas, segmen makanan dan minuman memang prospektif. "Bisa cek di lapangan. Kafe dan restoran masih ada prospeknya," terang dia kepada KONTAN, Selasa (31/10).

Sedangkan bisnis ritel, seperti toko baju dan pakaian akan ditentukan minat dan daya beli masyarakat. "Bisnis ritel itu musiman dan tergantung dompet masyarakat, butik dan toko pakaian biasanya hanya ramai kalau ada diskon," ujar Reza.

Sementara PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) masih belum bisa lepas dari sentimen melemahnya daya beli. Hal ini tercermin dari kinerja hingga periode kuartal III-2017. Pada periode tersebut, pendapatan LPPF relatif stagnan. Pendapatan bersih emiten ini tercatat Rp 7,55 triliun. Kenaikan tidak mencapai 1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 7,52 triliun.

Pada saat yang bersamaan, performa penjualan setiap gerai LPPF juga menurun. Hal ini bisa dilihat dari same store sales growth LPPF yang justru turun 2,7%. "Penurunan ini terutama akibat melemahnya daya beli," ujar Vice President Director LPPF Richard Gibson, Selasa (31/10).

Setali tiga uang dengan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang hanya berhasil mengantongi laba bersih Rp 367,79 miliar. Angka tersebut naik tipis 1,69% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 361,6 miliar. Sebab penjualan barang beli putus Ramayana turun 4,9% dari kuartal III-2016 Rp 3,95 triliun menjadi Rp 3,75 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini