Pergantian direktur tak ganggu ekspansi



JAKARTA. Tony Wenas boleh saja mengundurkan diri dari kursi Direktur Utama PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO). Tapi perusahaan tambang ini menegaskan rencana ekspansinya tahun ini tidak akan terganggu.

Manajemen INCO memastikan tidak akan mengubah rencana ekspansi perusahaan meski terjadi pergantian pucuk pimpinan. Pasalnya, rencana kerja INCO sudah mendapat persetujuan pemegang saham. Dus, mundurnya Tony Wenas tidak akan mengganggu rencana-rencana ekspansi perusahaan tersebut.

INCO sendiri akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada September 2011 untuk memutuskan pengganti Tony. Anak usaha Vale ini sudah menyiapkan calon pengganti.Hanya saja, INCO belum bersedia menuturkan secara detil. ”Nanti, tunggu RUPSLB saja,” elak Bernadus Irmanto, Wakil Presiden Direktur INCO, kemarin (19/8).


Terkait ekspansi, Bernadus menuturkan INCO akan tetap fokus pada rencana penambahan kapasitas produksi hingga 120.000 ton per tahun. Saat ini produksi perseroan baru sebesar 72.500-73.000 ton per tahun.

Untuk itu, perusahaan tambang ini akan membangun ulang tanur alias furnace. Sekadar informasi, saat ini, INCO memiliki empat tanur. ”Kami juga akan menambah satu furnace lagi di Sorowako untuk menambah kapasitas,” ungkap Bernadus.

Ia menambahkan, saat ini kapasitas tanur milik INCO sudah semakin turun lantaran usianya yang semakin tua. ”Makanya dibangun ulang, supaya kapasitasnya kembali naik,” kata Bernadus.

Perseroan ini menyiapkan dana hingga US$ 232 juta untuk proyek pembangunan ulang dan pemutakhiran tanur tersebut. Selain itu produsen nikel ini juga akan membuat jalan yang menghubungkan daerah Sorowako dan Bahodopi sejauh 180 kilometer dan membangun pabrik pemurnian nikel. Total investasi yang dibutuhkan untuk proyek tersebut mencapai US$ 1 miliar. Seluruh pendanaan akan dipenuhi dari kas internal.

Dengan adanya pabrik pemurnian tersebut, INCO tidak perlu lagi mengirimkan nikel ke Jepang untuk dimurnikan. Selama ini, untuk mengolah nikel dari kemurnian 78% menjadi 96%, INCO harus mengirim nikel tersebut ke negara itu. Proses pemurnian menghabiskan dana sekitar US$ 80 juta-US$ 100 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can