Pergerakan harga CPO tahun ini tak jauh beda dengan tahun lalu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pergerakan harga rata-rata minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tahun ini diprediksi tak jauh berbeda dengan tahun lalu. Tekanan permintaan dan pasokan masih jadi sentimen yang mempengaruhi pergerakan harga komoditas tersebut.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono membandingkan, tahun 2019 silam, harga CPO dibuka pada level RM 2.406 per metrik ton di awal Januari, dan ditutup pada level RM 3.170 per metrik ton di akhir tahun. Kondisi tersebut berlanjut, pada awal Januari 2020 harga CPO dibuka pada level RM 3.305 per metrik ton.

"Sayangnya, akibat Covid-19 harga melemah dan menyentuh level terendah di RM 2.504 per metrik ton pada Mei 2020," kata Wahyu kepada Kontan, Senin (5/10).


Untungnya, harga CPO kembali rebound dan menyentuh level tertingginya di Agustus 2020 ke level RM 3.186 per metrik ton. Kini, harga CPO kembali lesu dan berakhir di level RM 2.714 per metrik ton pada akhir September 2020.

Baca Juga: Simak prospek saham perkebunan usai AS melarang impor CPO dari perusahaan Malaysia

Wahyu memperkirakan, rata-rata pergerakan harga CPO tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Salah satunya dilihat dari level terendah tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang menyentuh RM 2.242 di Juli 2019.

"Khusus soal CPO, korelasinya dengan harga minyak jelas. Ketika harga minyak rebound, harga CPO berpotensi naik. Apalagi CPO juga bukan hanya industri pangan tapi juga energi yakni biodiesel," tambahnya.

Ia memprediksi, permintaan CPO ke depan masih bisa bergerak naik. Harapan datang dari tingginya kebutuhan China menyambut musim semi, serta perbaikan permintaan dari sektor perhotelan, restoran dan cafe seiring dibuka kembali ekonomi.

"Hanya saja, kenaikan harga tentu akan membuat produksi digenjot lagi dan suplai menguat. Sisi ekonomi biodiesel juga akan terancam," jelasnya.

Wahyu menebak, harga CPO bisa menguji level resistance baru RM 3.000 - RM 3.300 per metrik ton di Januari 2021, namun potensi koreksi juga akan semakin menguat. Ancaman pelemahan didukung kenaikan pasokan dan membaiknya cuaca atau musim panen.

Namun, ia menyebutkan level harga CPO RM 2.700 per metrik ton hingga RM 2.800 per metrik ton akan menjadi level gravitasional yang siap menarik turun lagi jika harga CPO terus naik.

"Hanya saja, pelemahan CPO berpotensi terbatas dan seperti tahun lalu, harga justru bisa menguat di akhir tahun," ungkapnya.

Terdapat beberapa sentimen positif yang berpotensi menjaga harga CPO dari koreksi dalam, seperti dibukanya kembali ekonomi global dengan beredarnya vaksin Covid-19. Selain itu, ada pula dukungan stimulus dari bank sentral global, khususnya The Fed yang bisa melemahkan dollar AS.

Selanjutnya, ada juga pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang masih akan mendorong ekonomi dan bursa saham. Semua sentimen tersebut, kata Wahyu, masih menjadi kondisi yang mendukung reflationary trade.

Sedangkan sentimen fundamental CPO diantaranya, faktor musiman dimana setiap akhir tahun harga umumnya menguat. Ada juga sentimen ancaman musim La Nina di akhir tahun ini dan awal tahun depan, termasuk hujan deras dan banjir di Malaysia dan Indonesia.

Fundamental lainnya, terkait faktor komoditas kompetitor kedelai yang saat ini memiliki harga yang cukup bagus. Terakhir, terkait faktor produksi.

Selanjutnya: Ditekan Covid-19, tren harga CPO bakal lesu hingga tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat