Pergerakan harga komoditas ini pengaruhi surplus neraca perdagangan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada November 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, keuntungan neraca perdagangan pada bulan laporan sebesar US$ 3,51 miliar. 

Kepala BPS Margo Yuwono kemudian mengatakan, surplus pada bulan November 2021 ini didorong oleh nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada nilai impor. 

“Surplus ini karena ekspor kita masih lebih tinggi dari impor, di mana ekspor pada bulan November 2021 sebesar US$ 22,84 miliar dan impor di bulan November 2021 sebesar US$ 19,33 miliar,” kata Margo, Rabu (15/12) via video conference. 


Nah, pergerakan baik ekspor maupun impor Indonesia pada bulan laporan tak lepas dari pergerakan harga-harga komoidtas baik komoditas minyak dan gas (migas) maupun non migas. 

Baca Juga: Neraca perdagangan November kembali cetak surplus, BPS: 19 bulan berturut-turut

Beberapa komoditas non migas terpantau mengalmai peningkatan, seperti minyak kernel yang naik 13,76% mtm, timah naik 3,81% mtm, karet naik 3,18% mtm, juga minyak kelapa sawit, nikel, serta emas. 

Sebaliknya, ada juga komoditas yang mengalami penurunan harga. Seperti minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) yang turun 2,04% mtm menjadi US$ 80,1 per barel. Namun, bila dibandingkan dengan November 2020, ICP masih naik 97,02% yoy. 

Selain itu, sejumlah komoditas non migas juga mengalami penurunan harga, seperti di antaranya batubara yang turun 29,86% mtm, alumunium turun 10,15% mtm, serta tembaga turun 1,02% mtm. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli