KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dalam tren melambung. Mengutip Bloomberg, harga minyak WTI kontrak pengiriman Mei 2018 per Rabu (21/3) sempat naik signifikan sebesar 2,57% ke US$ 65,17% per barel dibandingkan hari sebelumnya. Namun, Kamis (22/3) harga minyak terkoreksi 0,43% menjadi US$ 64,89 per barel. Selama sepekan, harga minyak masih mencatat kenaikan 5,94%. Nizar Hilmy, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka mengatakan, harga minyak sempat melambung karena Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) berkurang 2,6 juta barel. Padahal, analis memperkirakan akan terjadi peningkatan stok 3,25 juta barel. Harga minyak terangkat karena saat ini isu geopolitik Arab Saudi dan Iran kembali memanas. Kini Arab Saudi membuka peluang mengembangkan senjata nuklir untuk menyambut Iran yang juga mengembangkan senjata nuklir. Bahkan, Pangeran Mohammed bin Salman melakukan kunjungan ke AS pada Senin (19/3). "Kunjungan tersebut memperkuat spekulasi di pasar bahwa AS bakal memberikan sanksi ke Iran," kata Nizar, Kamis (22/3). Isu geopolitik ini turut mendongkrak harga minyak.
Pergerakan harga minyak WTI dalam tren naik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dalam tren melambung. Mengutip Bloomberg, harga minyak WTI kontrak pengiriman Mei 2018 per Rabu (21/3) sempat naik signifikan sebesar 2,57% ke US$ 65,17% per barel dibandingkan hari sebelumnya. Namun, Kamis (22/3) harga minyak terkoreksi 0,43% menjadi US$ 64,89 per barel. Selama sepekan, harga minyak masih mencatat kenaikan 5,94%. Nizar Hilmy, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka mengatakan, harga minyak sempat melambung karena Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) berkurang 2,6 juta barel. Padahal, analis memperkirakan akan terjadi peningkatan stok 3,25 juta barel. Harga minyak terangkat karena saat ini isu geopolitik Arab Saudi dan Iran kembali memanas. Kini Arab Saudi membuka peluang mengembangkan senjata nuklir untuk menyambut Iran yang juga mengembangkan senjata nuklir. Bahkan, Pangeran Mohammed bin Salman melakukan kunjungan ke AS pada Senin (19/3). "Kunjungan tersebut memperkuat spekulasi di pasar bahwa AS bakal memberikan sanksi ke Iran," kata Nizar, Kamis (22/3). Isu geopolitik ini turut mendongkrak harga minyak.