KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sempat menguat sejak awal pekan ini, laju penguatan nikel akhirnya terjegal. Meredupnya ekspektasi kenaikan permintaan dari sektor mobil listrik membuat pasar mulai meragukan prospek logam industri tersebut dalam jangka pendek. Analis memperkirakan, efek positif dari sektor otomotif baru akan terasa di tahun 2020. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (17/1), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) tercatat melemah 1,12% ke level US$ 12.415 per metrik ton. Sedangkan jika dibandingkan sepekan sebelumnya harga justru melemah lebih dalam sekitar 3,57%. “Penurunan kemarin karena meredupnya sentimen mobil listrik. Pasar sudah mulai sadar kalau efek mobil listrik baru akan terasa mulai tahun 2020 nanti,” papar Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan, Kamis (18/1).
Pergerakan harga nikel terbatas karena isu meredupnya mobil listrik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sempat menguat sejak awal pekan ini, laju penguatan nikel akhirnya terjegal. Meredupnya ekspektasi kenaikan permintaan dari sektor mobil listrik membuat pasar mulai meragukan prospek logam industri tersebut dalam jangka pendek. Analis memperkirakan, efek positif dari sektor otomotif baru akan terasa di tahun 2020. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (17/1), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) tercatat melemah 1,12% ke level US$ 12.415 per metrik ton. Sedangkan jika dibandingkan sepekan sebelumnya harga justru melemah lebih dalam sekitar 3,57%. “Penurunan kemarin karena meredupnya sentimen mobil listrik. Pasar sudah mulai sadar kalau efek mobil listrik baru akan terasa mulai tahun 2020 nanti,” papar Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan, Kamis (18/1).