Pergerakan harga timah menanti inagurasi Trump



JAKARTA. Akhir pekan ini pergerakan harga timah menunjukkan koreksi. Menjelang inagurasi presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump seluruh pasar komoditas cenderung bergerak konsolidasi. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (20/1) pukul 16.05 WIB, harga timah untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tergerus 1,66% ke level U$ 20.750 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sedangkan jika melihat sepekan terakhir harganya masih terkoreksi sekitar 1,52%.

Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoin Futures mengatakan, saat ini pasar masih menunggu arah kebijakan Donald Trump. Menurutnya jika semuanya sudah pasti maka pekan depan transaksi timah akan kembali normal.


“Semua pasar rata-rata konsolidasi menunggu inagurasi Trump,” ujarnya, Jumat (20/1).

Namun secara fundamental sebenarnya pergerakan harga timah masih didominasi sentimen positif. Dari sisi permintaan, membaiknya industri smartphone berpotensi akan meningkatkan kebutuhan timah di tahun 2017. Jika tahun lalu produksi smartphone bisa mencapai 1,4 miliar unit, maka tahun ini diperkirakan akan naik sekitar 4,5%.

Sedangkan dalam hal produksi, BMI Research telah memperkirakan defisit pasokan timah masih akan berlangsung hingga tahun 2020 nanti. Hingga tahun tersebut kekurangan produksi diprediksi akan mencapai 9.400 metrik ton. Salah satunya disebabkan karena produksi timah di Myanmar yang sampai kini masih tersendat.

“Apalagi dari dalam negeri, pemerintah Indonesia juga urung melonggarkan kebijakan ekspor konsentrat. Ini pasti juga akan berpengaruh ke pasokan timah global,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini