Pergerakan IHSG pada Jumat (17/2) Masih Dibayangi Rilis Data Tenaga Kerja AS



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak datar pada Jumat (17/2). Pada akhir perdagangan Kamis (16/2), IHSG melemah 0,27% atau 18,87 poin ke 6.895,66.

Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan pergerakan IHSG besok berpotensi sideways terbatas dengan range support di 6.875, dan area resistance 6.940.  Jono menyampaikan sentimen yang bisa diperhatikan oleh pasar berasal dari data global yaitu rilis data tenaga kerja AS dan indeks harga produsen AS.

Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan arah IHSG pada perdagangan Jumat (17/2) diperkirakan akan tergantung oleh sentimen rilis data ketenagakerjaan AS dan statement terbaru beberapa pejabat The Fed yang akan dirilis Jumat dinihari waktu Indonesia. 


Baca Juga: Menebak Arah IHSG Pasca BI Tahan Suku Bunga Acuan

"Pasar akan tertekan jika data ketenagakerjaan AS masih kuat yang dibarengi dengan berlanjutnya nada hawkish dari beberapa pejabat the Fed tersebut," jelasnya.

Secara teknikal, gerak IHSG berdasar pola MACD menuju death cross dan Parabolic SAR berada di atas candle stick yang mengindikasikan potensi penurunan lanjutan.

Nico memperkirakan IHSG besok akan berada di level support 6.855 dan resistance 6.960.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian memprediksi pergerakan IHSG besok akan di area support pada level 6.840 dan resistance pada level 6.960.

Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.907,8 di Pagi Ini (16/2), Sektor Kesehatan Loyo

Secara teknikal, Rio melihat IHSG mempertahankan posisinya di atas MA20 dengan rebound intraday jelang penutupan perdagangan Kamis (16/2). Pergerakan ini membuka peluang rebound ke kisaran resistance 6940 di Jumat (17/2).

"Pergerakan tersebut terindikasi sebagai respon pasar terhadap keputusan RDG BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5.75%," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (17/2).

Rio mengatakan keputusan ini memperkuat keyakinan pasar bahwa puncak suku bunga acuan BI akan berada di level 6%. 

Dengan demikian, rate-sensitive stocks dapat diperhatikan dalam beberapa hari ke depan. Antara lain peluang buy on support pada BBNI, BMRI, BBCA dan potensi rebound pada ARTO, PNBS, BBTN dan BBKP. 

Hal ini terkait juga dengan realisasi kenaikan loan Sektor Perbankan Indonesia (SPI) sebesar 10.53% secara year on year (yoy) di Januari 2023.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,2% ke 6.900,9 di Akhir Sesi Pertama, Sektor Barang Baku Koreksi

Rio mengatakan selain saham-saham perbankan, saham lain yang dapat diperhatikan, meliputi ASII, BIPI dan JSMR. Sementara, Nico merekomendasikan untuk perdagangan Jumat (17/2) pasar dapat melirik saham-saham seperti BBRI, MDKA dan BRIS.

Sedangkan, Jono merekomendasikan pada perdagangan Jumat (17/2) investor dapat melakukan buy on weakness saat koreksi, yaitu pada saham ASSA dengan target harga 1.060 dan MAPI dengan target 1.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli