KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar tengah mencermati arah suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dan Bank Indonesia (BI). Federal Open Market Committee (FOMC) atau rapat The Fed digelar pada 19-20 September 2023. Sementara jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI berlangsung pada 20 - 21 September 2023.
Research & Consulting Manager Infovesta Utama, Nicodimus Kristiantoro memprediksi, The Fed akan menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,50%.
Baca Juga: IHSG Merosot 0,76% ke Level 6.936 pada Penutupan Perdagangan Senin (18/9) Ekspektasi ini dilandasi beberapa pernyataan pejabat The Fed yang menyebut kenaikan suku bunga di September belum terlalu diperlukan. Meski begitu, Analis Erdikha Elit Sekuritas Ika Baby Fransiska mengingatkan kebijakan suku bunga The Fed masih tetap ketat. Sebab, tingkat inflasi AS belum mencapai target 2%, sementara tekanan kenaikan harga komoditas, terutama minyak bumi, belum pudar.
Dengan potensi sikap The Fed yang masih hawkish, Ika memperkirakan BI mempertahankan tingkat suku bunga demi menjaga nilai tukar rupiah. Nico menghitung IHSG akan bergerak pada support 6.925 dan resistance 7.045 sepekan ke depan.
Baca Juga: Penurunan Impor Indonesia Perlu Diwaspadai Sementara Ika menyoroti aliran dana dari investor asing yang masih fluktuatif. Dus, rentang IHSG bulan ini berada di 6.920-7.020. Ika pun merekomendasikan hold saham
BRPT, trading buy
MIDI,
NCKL, dan
ISAT. Sedangkan Nico menjagokan saham BRPT,
BBNI, dan
UNTR. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli