KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) menutup 2023 dengan penurunan. Pada Jumat (29/12), IHSG turun 0,43% atau 31,09 poin ke level 7.272,79. Meski gagal menembus level psikologis di 7.300 capaian IHSG ini lebih baik ketimbang tahun lalu. Adapun IHSG bertengger di level 6.850,62 di 2022. Sepanjang 2023, kapitalisasi pasar berhasil menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Tepatnya pada 28 Desember 2023,
market cap IHSG menyentuh Rp 11.762 triliun.
Berkat sokongan investor domestik, IHSG berhasil mencapai pertumbuhan di tahun ini. Pasalnya, investor asing membukukan
net sell sebesar Rp triliun.
Baca Juga: Menguat 0,49% Sepekan, Simak Review IHSG di Pekan Terakhir 2023 Ini sejalan dengan jumlah investor yang terus menggemuk. Per 27 Desember 2023, investor pasar modal mencapai 12,15 juta atau tumbuh 17,88% secara
year to date. Jika ditelisik lebih dalam, 99,69% dari jumlah investor itu merupakan investor lokal. Sementara investor asing hanya sebesar 0,31% atau sekitar 37.680. Transaksi investor ritel di pasar juga semakin berisi. Pada periode Januari–November 2023, ritel berkontribusi 38% atau Rp 4 triliun dari Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH). Pada periode yang sama investor lokal institusi berkontribusi 28,7% atau Rp 3 triliun. Sementara investor asing menyumbang Rp 3,5 triliun atau setara dengan 33,3%.
Baca Juga: IHSG Bisa Tembus 7.900, Ini 10 Rekomendasi Saham Pilihan RHB Sekuritas pada 2024 Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan partisipasi investor ritel masih memiliki porsi transaksi tertinggi sepanjang 2023, diikuti institusi dalam negeri. Menurutnya ini mencerminkan keyakinan investor yang masih cukup terjaga meski dihadapkan dengan berbagai tantangan serta situasi ekonomi global dan domestik. "Selama pandemi yang menjadi penopang bursa investor dalam negeri. Sekarang kami perlu tingkatan agar ritel dan institusi semakin tinggi," ucap Iman, Jumat (29/12). Untuk itu, BEI akan terus mendorong tingkat kontribusi investor dalam negeri. Salah satu upayanya untuk meningkatkan edukasi dan mendorong keterbukaan dari emiten.
Baca Juga: IHSG Turun 0,43% ke 7.272 di Perdagangan Terakhir 2023, Jumat (29/12) Sokongan Sentimen Lainnya
Investment Consultant Reliance Sekuritas Reza Priyambada menambahkan pergerakan IHSG masih didominasi oleh saham-saham lapis kedua dan saham baru yang punya volatilitas tinggi. Namun Reza mencermati banyak investor ritel yang baru aktif
trading juga mampu mendorong laju pasar saham. Peningkatan transaksi ini didorong oleh varian saham yang baru IPO. "Tahun depan pelaku pasar juga akan memanfaatkan sentimen yang ada, terutama dari Pemilu. Belum lagi jika ada calon menteri yang memiliki keterkaitan dengan emiten," jelas dia kepada Kontan, Jumat (29/12). Secara terpisah, Head of Research InvestasiKu Cheril Tanuwijaya menambahkan selain sokongan dari investor dalam negeri, perusahaan yang baru melantai di bursa saham juga menjadi sentimen pendukung.
Baca Juga: Investor Dalam Negeri Kuasai Transaksi Bursa Saham Sepanjang 2023 "Perusahaan yang baru IPO
(Initial Public Offering) di 2023 punya bobot besar terhadap IHSG dan direspons sangat baik oleh pelaku pasar," katanya.
Adalah saham PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN) yang berhasil mendorong kinerja IHSG. Kapitalisasi pasar emiten Grup Barito ini mencapai Rp 1.000 triliun per Jumat (29/12). Padahal BREN baru melantai di bursa saham pada 29 September 2023. Saat pertama kali masuk BEI, kapitalisasi pasar BREN hanya Rp 104,38 triliun. Di sisi lain, Cheril menilai investor asing juga masih menahan diri dan mencermati perkembangan politik Indonesia di 2024 serta seberapa banyak The Fed akan memangkas suku bunga. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati