KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan masyarakat untuk mudik selama periode Idul Fitri 2023 meningkat signifikan bila dibandingkan dengan Idul Fitri 2022. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terpantau ada 26,30 juta pergerakan pada Idul Fitri tahun ini. Jumlah tersebut naik sebesar 45% bila dibandingkan dengan periode Idul Fitri 2022.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, peningkatan pergerakan arus mudik dan balik tersebut menunjukkan hal positif bagi kondisi ekonomi. "Pergerakan ini akan mendorong permintaan pada sejumlah komoditas barang dan jasa selama periode Idul Fitri," tutur Margo dalam konferensi pers, Selasa (2/5) di Jakarta.
Baca Juga: Arus Balik Lebaran 24 April hingga 2 Mei, 393.600 Penumpang KA Tiba di Daop 1 Jakarta Margo juga melihat daya beli masyarakat yang cukup solid pada Idul Fitri tahun ini, sehingga bisa mendorong peningkatan permintaan. Ini dipengaruhi oleh pemberian tunjangan hari raya (THR) dan bonus baik bagi aparatur sipil negara (ASN) maupun karyawan swasta. Namun, peningkatan permintaan ini tak langsung mengerek inflasi secara signifikan. Terbukti dari inflasi periode Ramadan dan Idul Fitri 2023 yang lebih landai dari tahun 2022. Ramadan dan Idul Fitri 2023 jatuh pada bulan Maret 2023 dan April 2023. Inflasi Maret 2023 tercatat 0,18% dibanding bulan sebelumnya dan inflasi April 2023 capai 0,33% secara bulanan Ini lebih rendah dari capaian inflasi Ramadan dan Idul Fitri 2022 yang jatuh pada bulan April 2022 dan Mei 2022.
Baca Juga: Hingga H+7 Lebaran, 1,8 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek Inflasi April 2022 tercatat 0,95% mom dan inflasi Mei 2022 tercatat 0,40% mom. Kata Margo, ini seiring dengan sisi suplai yang memadai. Selain karena upaya otoritas dalam menjaga suplai, ada juga keuntungan dari musim panen yang terjadi pada Maret 2023 dan April 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari