KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan pasar saham pada 100 hari masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diwarnai dengan keluarnya dana asing (capital outflow). Total dana asing yang keluar tercatat mencapai Rp 31,6 triliun rupiah sejak Prabowo menjabat. Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto, menilai bahwa kebijakan pemerintah dan kondisi makroekonomi saat ini belum mampu menarik arus dana asing (capital inflow) secara signifikan.
Baca Juga: Punya Valuasi Atraktif, Pasar Saham Indonesia Bakal Jadi Incaran Asing Menurut Pandhu, Indonesia perlu memiliki daya tarik dan cerita pertumbuhan (growth story) yang lebih kuat selain hilirisasi. Ia menambahkan bahwa potensi pertumbuhan yang kuat pada suatu industri bisa menjadi motor penggerak ekonomi yang baru. Sejak akhir tahun 2024, saham-saham milik konglomerat atau grup konglomerasi mendominasi pasar sebagai penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pandhu memprediksi peran saham konglomerasi akan tetap kuat menggerakkan pasar hingga kuartal I-2025, terutama mengingat minimnya katalis dari dalam negeri. Ekky Topan, Investment Analyst di Infovesta Kapital Advisori, juga menyoroti arus capital outflow yang cukup deras dalam tiga bulan terakhir. Ekonomi global yang tidak stabil sejak kuartal IV-2024 mendorong investor asing untuk memarkir dananya pada instrumen yang lebih aman di negara maju. Baca Juga: Simak Catatan Analis terhadap Kinerja Pasar Saham di 100 Hari Prabowo - Gibran