Pergerakan Rupiah Menantikan Sejumlah Data Ekonomi AS Nanti Malam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Kamis (1/8). Kurs rupiah spot menguat 0,14% ke Rp 16.237 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan kurs rupiah Jisdor menguat 0,31% ke Rp 16.243 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa pasca pengumuman rapat FOMC bulan Juli, sentimen risk-on meningkat. Federal Reserve memberikan sinyal kuat potensi pemotongan suku bunga pada bulan September 2024 mendatang.

"Namun, tren dari sentimen risk-on ini cenderung terbatasi oleh rilis data PMI Indonesia dan China," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/8).


S&P Global Indonesia PMI Manufacturing di bulan Juli secara mengejutkan tercatat 49,3 dari 50,7 di bulan sebelumnya. Data indeks PMI ini mengindikasikan bahwa manufaktur Indonesia sudah masuk ke zona kontraksi.

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,31% ke Rp 16.243 Per Dolar AS Pada Kamis (1/8)

Hal yang sama juga terjadi pada data PMI China. Caixing China Manufacturing PMI turun ke level 49,8 di bulan Juli dari sebelumnya 51,8.

Data-data tersebut mendorong kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi domestik dan China, sehingga apresiasi rupiah menjadi cenderung terbatas.

Untuk besok, Josua memperkirakan rupiah cenderung melemah terbatas akibat data AS yang cenderung menguat. Utamanya, dari sisi PMI manufaktur AS serta data klaim tunjangan pengangguran.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin sepakat bahwa pergerakan rupiah akan tergantung penutupan dolar AS nanti malam, menyusul rilis sejumlah data ekonomi AS. Namun, dia lebih optimistis bahwa penguatan rupiah masih akan berlanjut.

Baca Juga: Berotot, Rupiah Spot Menguat 0,14% ke Rp 16.237 Per Dolar AS Pada Kamis (1/8)

"Terlebih lagi pasar akan wait and see jelang data NFP besok malam yang diproyeksikan turun," kata Nanang.

Adapun data klaim pengangguran diperkirakan akan meningkat dari 235.000 ke 236.000. Sementara untuk PMI manufaktur AS, jika kembali kontraksi akan memberikan dorongan penguatan rupiah.

Karenanya, Nanang memperkirakan rupiah akan menembus di bawah Rp 16.200, dengan rentang Rp 16.180 per dolar AS-Rp 16.270 per dolar AS. Adapun Josua memproyeksikan rupiah pada kisaran Rp 16.200 per dolar AS-Rp 16.300 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati