Pergerakan Rupiah Senin (2/10) Masih Disetir Faktor Eksternal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup menguat 0,39% pada akhir pekan kemarin ke Rp 15.460 per dolar Amerika Serikat (AS). Faktor eksternal masih akan mendominasi pergerakan mata uang Garuda awal pekan ini.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, pemerintah AS telah menetapkan perpanjangan 45 hari terkait kebijakan anggaran belanja jangka pendek. Menurutnya, hal tersebut dapat mendorong apresiasi rupiah.

Ditambah dari dalam negeri akan ada data inflasi yang diprediksi lebih rendah. Fikri memperkirakan inflasi bisa di 2,1%-2,2%, meskipun terdapat kenaikan harga beras dan ada penyesuaian harga untuk BBM nonsubsudi.


"Ini juga bisa mengangkat rupiah karena saat inflasi rendah, real yield Indonesia juga akan lebih baik sehingga bisa mendorong investor masuk," ujar Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (1/10).

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,21% ke Level Rp 15.487 per Dolar AS pada Hari Ini (29/9)

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong berpendapat sebaliknya. Menurutnya, rupiah akan melemah di awal pekan ini.

Penyebabnya, investor mengantisipasi data inflasi September Indonesia yang diperkirakan akan terus termoderasi. Lalu, data The Caixin China General Manufacturing PMI yang telah dirilis mengecewakan yang turun ke 50,6 dari bulan Agustus di level 51.

"Kedua sentimen itu cenderung menekan rupiah," kata Lukman.

Data inflasi AS PCE pada hari Jumat sedikit lebih lemah, namun tidak terlalu melemahkan dolar AS. Sepekan ini investor mengantisipasi data ISM dan NFP AS.

Lukman pun memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.450 per dolar AS-Rp 15.550 per dolar AS. Sementara Fikri memprediksi rupiah di kisaran Rp 15.330 per dolar AS-Rp 15.530 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati