Pergerakan sterling masih rapuh



JAKARTA. Poundsterling menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Respon positif pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi Inggris telah mendorong penguatan valuta asing ini.

Pasangan GBP/AUD, kemarin (3/10) pukul 16.30 WIB,  menguat tipis 0,1% menjadi 1,7287 dibanding sehari sebelumnya. Pairing GBP/USD naik 0,40% menjadi 1,6288, namun pasangan EUR/GBP menguat 0,20% menjadi  0,83874.

Sejumlah data ekonomi Inggris masih cukup positif. Misalnya, rilis dari Markit menunjukkan Purchasing Managers' Index (PMI) konstruksi Inggris di September berada di level 58,9. Angka ini hanya turun sedikit dari level tertinggi di level 59,1 pada Agustus. Secara umum, pertumbuhan konstruksi terus berlanjut di September. Sementara, pembangunan perumahan juga meningkat ke level tertinggi sejak November 2003.


Ian Stannard, Kepala Strategi Pasar Uang Eropa di Morgan Stanley bilang, masih ada beberapa faktor yang risiko jangka panjang yang bisa membuat sterling kembali berada di bawah tekanan. Ketika ekonomi Inggris mulai mendapatkan momentum pemulihan, produk domestik bruto (PDB) Inggris di kuartal-II 2013 malah mengecewakan dan meleset dari prediksi analis."Diprediksi sterling akan terkoreksi lebih dari 7% hingga akhir tahun ini menjadi1,5000 per dollar AS," ujar dia seperti diberitakan Bloomberg.

Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, data ekonomi Inggris memang tidak cukup bagus, namun cukup mampu mengangkat pergerakan pundsterling, kemarin.  Selain itu, pada GBP/USD,  dollar AS memang tertekan akibat mandegnya beberapa kegiatan pemerintahan AS. Nizar bilang, sebenarnya saat ini pounsterling sudah  berada di titik jenuh beli. Namun, karena  belum ada fundamental kuat yang melemahkan GBP, akibatnya pergerakan GBP masih bisa stabil menguat.

Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures menambahkan, untuk GBP/AUD cenderung bergerak konsolidatif. Data ekonomi China yang positif sebagai mitra dagang utama Australia, belum mampu mengangkat aussie.

Sementara untuk pasangan EUR/GBP,  Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures mengatakan, euro menguat karena data ekonomi di sejumlah negara Eropa seperti Italia dirilis positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini