Pergerakan yield US Treasury jadi sentimen utama pada lelang SBN Selasa (30/3)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang digelar pada Selasa (30/3) diperkirakan tidak akan kesulitan mencapai target. Dalam lelang tersebut, pemerintah memasang target indikatif Rp 30 triliun-Rp 45 triliun. Adapun, pada lelang SBN sebelumnya (16/3), jumlah penawaran yang masuk hanya Rp 40,09 triliun.

Director & CIO Fixed Income Manulife Asset Manajemen Indonesia Ezra Nazula meyakini sentimen eksternal masih akan jadi penggerak utama minat peserta lelang SBN esok. Menurut dia, jalannya lelang akan sangat tergantung pada pergerakan yield US Treasury apakah sudah lebih stabil atau justru masih terus volatile.

“Jika ternyata yield US Treasury masih berada di bawah level 1,7%, maka akan menjadi sentimen positif untuk lelang esok hari. Pasalnya, yield SBN acuan 10 tahun yang saat ini ada di kisaran 6,7% sangat menarik dengan kondisi fundamental makro Indonesia yang cukup positif,” kata Ezra ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (26/3).


Lebih lanjut, kestabilan pergerakan yield US Treasury juga disebut punya peranan penting dalam keputusan investor asing untuk kembali melirik Indonesia. Ezra meyakini, saat ini investor asing berada dalam posisi menunggu sembari melihat pergerakan yield US Treasury sebelum dapat valuasi aset dan masuk kembali di obligasi Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah akan lelang 7 seri SUN dengan target dana Rp 45 triliun, Selasa (30/3)

Dengan berbagai kondisi tersebut, Ezra melihat jumlah penawaran yang masuk masih akan mampu melebihi target yang ditetapkan pemerintah. Dia berharap, yield obligasi Indonesia secara umum sudah mendekati level support. Terlebih lagi, ketika pasar ke depannya bisa terjaga seiring sentimen global yang lebih stabil.

“SUN tenor 10 tahun ke bawah sepertinya masih akan jadi incaran para peserta lelang. Akan tetapi, sebenarnya yield tenor 15-20 tahun juga sangat atraktif dengan kurva imbal hasil yang curam (steep),” tutup Ezra.

Baca Juga: BI optimistis pemulihan ekonomi terus berlanjut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati