Pergeseran puncak panen padi dorong inflasi rendah



JAKARTA. Pergeseran puncak panen padi tahun ini dari biasanya di bulan Maret menjadi April-Mei, akan membuat harga pangan cenderung melorot selama dua bulan ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, bulan ini hingga bulan depan akan terjadi kenaikan produksi pangan yang cukup tajam. Akibatnya, harga beras turun dan berimbas pada komoditas pangan lainnya, sehingga inflasi akan cenderung rendah bahkan berpeluang deflasi.

Deputi Bidang Statistik Distribusi Barang dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo bilang, pergeseran puncak panen juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal kedua.


Sebab pergeseran puncak panen menjadi April dan Mei membuat pertumbuhan ekonomi kuartal kedua akan lebih tinggi dibanding kuartal pertama. Tak hanya itu, pedagang besar hingga eceran juga akan menaikkan penjualan.

Dengan demikian konsumen juga akan memiliki banyak pilihan pembelian barang, termasuk adanya persaingan harga. "Belum lagi dampak ke angkutan barang, pengepakan, industri kemasan yang mendapat tambahan order," katanya, Kamis (14/4).

BPS mencatat laju inflasi selama tiga bulan pertama tahun ini baru 0,62%. Pada April 2016, inflasi diperkirakan juga akan rendah. Pemantauan harga BI selama pekan pertama April bahkan menunjukkan deflasi 0,24% (mtm).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie