KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peraturan Gubernur (Pergub) Bangka Belitung (Babel) mengenai larangan ekspor mineral ikutan timah yaitu tanah jarang resmi segera diterbitkan pada Oktober ini. Pergub ini masih didiskusikan oleh beberapa stakeholder. Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Bangka Belitung Suranto mengatakan bahwa Pergub tersebut diusahakan terbit pada bulan Oktober ini. Adapun sebelum diterbitkan aturan ini, larangan ekspor tanah jarang sudah ditetapkan. "Diusahakan bulan ini. Tapi, larangannya sudah jalan dari beberapa bulan lalu, supaya tidak kaget saat Pergubnya keluar," terangnya kepada KONTAN, Rabu (4/10). Pada pekan depan, kata Suranto, Pemprov Babel akan mengadakan diskusi mengenai larangan ini yang akan melibatkan tenaga ahli dari Badan Tenaga Nuklir (Batan), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Setelah diskusi itu rampung baru bisa diterbitkan. Diskusi akan membahas mengenai teknologi yang dipakai nantinya untuk nilai tambang dari mineral ikutan timah itu," ungkapnya.
Pergub larangan ekspor tanah jarang terbit Oktober
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peraturan Gubernur (Pergub) Bangka Belitung (Babel) mengenai larangan ekspor mineral ikutan timah yaitu tanah jarang resmi segera diterbitkan pada Oktober ini. Pergub ini masih didiskusikan oleh beberapa stakeholder. Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Bangka Belitung Suranto mengatakan bahwa Pergub tersebut diusahakan terbit pada bulan Oktober ini. Adapun sebelum diterbitkan aturan ini, larangan ekspor tanah jarang sudah ditetapkan. "Diusahakan bulan ini. Tapi, larangannya sudah jalan dari beberapa bulan lalu, supaya tidak kaget saat Pergubnya keluar," terangnya kepada KONTAN, Rabu (4/10). Pada pekan depan, kata Suranto, Pemprov Babel akan mengadakan diskusi mengenai larangan ini yang akan melibatkan tenaga ahli dari Badan Tenaga Nuklir (Batan), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Setelah diskusi itu rampung baru bisa diterbitkan. Diskusi akan membahas mengenai teknologi yang dipakai nantinya untuk nilai tambang dari mineral ikutan timah itu," ungkapnya.