KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Google mewajibkan sumber pendanaan pengiklan untuk kepentingan pemilihan umum. Hal ini untuk menjamin transparansi dalam pelaksanaan pemilihan umum di seluruh dunia. Hal ini diungkapkan oleh Alejandro Borgia, Director, Ads Safety & Safety Google dalam diskusi yang digelar secara daring pada Senin (27/3). "Proses kami sudah punya dan sudah dilaksanakan. Beberapa tahun kami membuat aturan spesifik, dan di sisi lain kami mengupayakan trasparansi pada area proses dasar, sumber dana pemilu dan pengiklan harus mengikuti aturan yang ada di aturan pemilu. Akan ada verifikasi iklan untuk pemilu," katanya saat menjawab pertanyaan KONTAN apakah ada kebijakan khusus untuk mencegah informasi salah pada pemilu 2024.
Hanya saja Borgia, tidak memberikan perincian apakah aturan tersebut juga akan diberlakukan menjelang Pemilu 2024 mendatang di Indonesia. Menurut Borgia, Google membuat kebijakan untuk melawan klaim kesehatan yang berbahaya dan klaim terkait pemilu yang terbukti palsu agar tidak mengurangi kepercayaan serta partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi tersebut. Kami juga membuat kebijakan yang terdepan di industri untuk melawan upaya penyangkalan perubahan iklim. Menjelang pemilu di seluruh dunia, melanjutkan upaya untuk memberi para calon pemilih informasi yang kredibel tentang iklan pemilu yang mereka lihat di platform Google. Di antaranya, Google mengembangkan program verifikasi dan transparansi kami untuk iklan pemilu, yang telah memverifikasi lebih dari 5.900 akun iklan baru di AS dan lebih dari 2.300 di Brasil. Iklan pemilu dari para pengiklan ini wajib disertai informasi tentang siapa yang mendanai iklan itu dan juga ditampilkan di Laporan Transparansi Iklan Politik di Google. Selain itu, kami memblokir lebih dari 2,6 juta iklan pemilu dari pengiklan yang belum menyelesaikan proses verifikasi yang diwajibkan. Ia mencontohkan pada tahun 2022, Google telah memblokir iklan di lebih dari 300.000 halaman publisher yang melanggar kebijakan-kebijakan ini dan mencegah penayangan lebih dari 24 juta iklan pelanggar kebijakan. Selain itu Google juga memblokir dan menghapus lebih dari 51,2 juta iklan karena konten yang tidak pantas, termasuk ujaran kebencian, kekerasan, dan klaim kesehatan yang berbahaya, serta 20,6 juta iklan lain karena mempromosikan produk atau layanan berbahaya, seperti senjata dan bahan peledak. Hapus 5,2 miliar Iklan Pada 2022 Manajemen Google terus berupaya meningkatkan perlindungan bagi pengguna global. Hal ini karena Google memikul kepercayaan besar dari para pengguna baik individu maupun bisnis. "Maka, kami bekerja keras untuk mencegah penyalahgunaan sekaligus mendukung kesuksesan publisher dan bisnis segala ukuran," katanya. Saat ini Google mempekerjakan ribuan orang untuk membuat kebijakan yang efektif bagi publisher dan pengiklan, lalu melakukan menegakkan aturan sepanjang waktu. Google secara berkelanjutan juga berupaya meningkatkan efektivitas kebijakan. Misalnya selama tahun 2022 lalu, Google menambahkan atau memperbarui 29 kebijakan bagi pengiklan dan publisher. "Kebijakan ini meliputi penyediaan program verifikasi jasa keuangan di 10 negara baru, perluasan jangkauan perlindungan untuk remaja, dan penguatan kebijakan iklan pemilu," kata Borgia. Borgia menegaskan semua kebijakan Google untuk membantu melindungi pengguna. "Tahun lalu, kami juga telah menghapus lebih dari 5,2 miliar iklan, dan membatasi lebih dari 4,3 miliar iklan, serta menangguhkan lebih dari 6,7 juta akun pengiklan. Angka ini menunjukkan peningkatan jumlah iklan yang dihapus sebanyak 2 miliar dibanding dengan tahun 2021," katanya.
Google juga melaporkan telah memblokir atau membatasi penayangan iklan di lebih dari 1,5 miliar halaman publisher serta mengambil tindakan penegakan yang lebih besar pada tingkat situs terhadap lebih dari 143.000 situs publisher. Untuk menegakkan kebijakan dengan skala semasif ini, Google mengkombinasikan tenaga manusia dan sistem otomatis yang didukung Artificial Intelligence (AI) serta machine learning. Cara ini membantu kami memindai konten dan mendeteksi pelanggaran di seluruh dunia dengan lebih baik. Pada kesempatan itu Alejandro Borgia, juga mengungkapkan bahwa beberapa tahun terakhir, Google melakukan banyak hal untuk menghalau misinformasi dan klaim menyesatkan di ekosistem iklan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar