KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan daftar penghuni baru indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2019. Berdasarkan keterangan tertulis BEI Jumat (18/1) ada empat emiten yang menjadi penghuni baru indeks yang disusun oleh 45 saham dari emiten dengan likuiditas tertinggi ini, antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Mereka hadir menggantikan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang didepak oleh BEI. Bagaimana nasib saham-saham emiten yang terdepak dari indeks LQ45? Menurut analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada, saham-saham tersebut akan mengalami koreksi harga akibat adanya efek psikologis. “Tapi pada akhirnya kembali lagi ke kinerjanya bagaimana, jika mereka yang keluar itu kinerja atau pertumbuhannya bisa dijaga maka nantinya pelaku pasar pasti akan kembali,” kata Reza kepada Kontan.co.id pada Minggu (20/1).
Perhatikan hal ini jika ingin memborong saham yang terdepak dari indeks LQ45
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan daftar penghuni baru indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2019. Berdasarkan keterangan tertulis BEI Jumat (18/1) ada empat emiten yang menjadi penghuni baru indeks yang disusun oleh 45 saham dari emiten dengan likuiditas tertinggi ini, antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Mereka hadir menggantikan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang didepak oleh BEI. Bagaimana nasib saham-saham emiten yang terdepak dari indeks LQ45? Menurut analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada, saham-saham tersebut akan mengalami koreksi harga akibat adanya efek psikologis. “Tapi pada akhirnya kembali lagi ke kinerjanya bagaimana, jika mereka yang keluar itu kinerja atau pertumbuhannya bisa dijaga maka nantinya pelaku pasar pasti akan kembali,” kata Reza kepada Kontan.co.id pada Minggu (20/1).