Perhitungan TKDN Belum Berpihak pada Produsen Pipa Baja Seamless Dalam Negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CEO PT Inerco Global International Hendrik Kawilarang Luntungan menyatakan bahwa industri pipa baja seamless (tanpa sambungan) memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan industri minyak dan gas.

Namun, menurutnya, perhitungan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) saat ini masih belum mendukung produsen lokal. 

"Hanya saja, perhitungan tingkat kompnen dalam negeri (TKDN) yang saat ini berlaku dinilai masih belum berpihak pada produsen pipa baja seamless dalam negeri,"  ujar Hendrik dalam keterangan resminya, Rabu (18/9).


Baca Juga: Pasar Domestik Dibanjiri Aneka Produk Asal China

Hendrik menjelaskan bahwa Indonesia masih mengimpor pipa baja seamless senilai Rp 15 triliun per tahun, meskipun permintaan untuk produk ini terus meningkat seiring dengan upaya pemerintah meningkatkan produksi minyak dalam negeri.

Kebutuhan pipa baja seamless untuk sektor migas diperkirakan mencapai 500.000 ton per tahun.

Ia menekankan pentingnya mengoptimalkan kapasitas produsen dalam negeri agar dapat memenuhi kebutuhan pasar secara mandiri.

Selain itu, peningkatan kandungan lokal diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan mengurangi defisit transaksi neraca perdagangan. 

Baca Juga: India Bersiap Naikkan Tarif Impor Baja menjadi 10%-12%

"Di sisi lain, kandungan lokal pipa baja seamless juga terus ditingkatkan agar dapat memberi nilai tambah yang optimal. Sekaligus mengurangi defisit transaksi neraca perdagangan untuk produk pipa baja seamless,’’ ujar Hendrik.

Hendrik juga mengharapkan dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menjadikan industri pipa baja nasional sebagai "tuan di negeri sendiri."

Saat ini, sertifikat TKDN yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian dinilai belum memberikan porsi yang ideal bagi produsen dalam negeri.

Inerco, yang berdiri sejak 2008, berfokus pada perdagangan pipa baja untuk pengeboran dan distribusi minyak dan gas, dengan pelanggan utama seperti Chevron dan Pertamina.

Perusahaan ini sedang memperjuangkan agar target TKDN bisa disetujui, yang diharapkan dapat meningkatkan kebanggaan terhadap produk dalam negeri serta menghemat hingga Rp 15 triliun.

Baca Juga: Kebutuhan EBT untuk Industri Baja Diproyeksikan Meningkat

"Saat ini, Inerco sedang memperjuangkan kepada pemerintah agar target TKDN bisa mendapat lampu hijau sehingga berdampak pada kebanggaan produk dalam negeri dan penghematan 15 triliun," pungkasnya.

Selanjutnya: Perpanjangan Insentif Tax Holiday Dinilai Tak Efektif Tarik Investor, Ini Sebabnya

Menarik Dibaca: 3 Kebiasaan yang Membuat Kulit Susah Glowing, Sering Dilakukan Banyak Orang!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto