KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Perhutanan Indonesia (Perhutani) berhasil mencatatkan keuntungan pada tahun 2017. Sebelumnya pada tahun 2016 Perum Perhutani menelan kerugian. "Perum Perhutani mencatatkan laba sebesar Rp 434 miliar pada tahun 2017," ujar Direktur Utama Perum Pehutani Denaldy M Mauna saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (24/1). Laba tersebut merupakan pencapaian besar bagi Perum Perhutani mengingat rugi yang dialami tahun 2016. Tahun 2016, kerugian Perum Perhutani mencapai Rp 357 miliar.
Kenaikan laba tersebut tidak beriringan dengan naiknya pendapatan. Pendapatan Perum Perhutani tahun 2017 turun 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan usaha Perum Perhutani 2017 sebesar Rp 3,65 triliun. Sementara pendapatan usaha Perum Perhutani pada tahun 2016 sebesar Rp 3,68 triliun. Peningkatan pendapatan Perum Perhutani didorong oleh efisiensi. "Keuntungan tahun 2017 diakibatkan efisiensi pengolahan aset yang dilakukan," terang Denaldy. Tahun 2018 pun Perum Perhutani menargetkan mencapai pendapatan yang lebih tinggi. Perum Perhutani menargetkan peningkatan pendapatan mencapai 14%. Perum Perhutani menargetkan pendapatan pada tahun 2018 sebesar Rp 4,16 triliun. Laba pun ditargetkan meningkat meski tidak besar menjadi Rp 442.349 miliar. Rencana peningkatan tersebut akan didorong dengan peningkatan penanaman yang dilakukan oleh Perum Perhutani. Penanaman tersebut akan mengerek produksi dari Perum Perhutani. Tahun 2018 Perum perhutani akan meningkatkan produksi kayu mencapai 16% dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 1,07 juta meter kubik. Produksi non kayu pun ditargetkan naik untuk getah pinus 8% dan daun kayu putih 30%. Rencana penambahan produksi pun diikuti oleh penambahan luas tanam. Penambahan luas tanam Perum Perhutani juga akan menambahkan luas lahan hutan sosial. "Tambahan lahan hutan sosial tahun 2018 ditargetkan 75.000 hektare (ha) sampai 100.000 ha," jelasnya.
Selain komoditas kehutanan, Perum Perhutani juga akan meningkatkan sektor
agro forestry. Sebelumnya Perum Perhutani telah melakukan penanaman padi, jagung, dan tebu. Tahun 2018, Perum Perhutani akan menambahkan sektor peternakan di dalam perhutanan. Hal tersebut dilakukan dengan menambahkan industri peternakan penggemukan dan breeding domba. Guna menjalankan strategi untuk meningkatkan pendapatannya, Perum Perhutani mencatatkan capex sebesar Rp 849,69 miliar. Capex tersebut jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 165,15 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto