JAKARTA. Demi mengamankan pasokan bahan baku gondorukem, Perum Perhutani berencana mengembangkan tanaman pinus jenis unggul seluas 62.500 hektare (ha) di lahan milik sendiri.Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto menuturkan, tanaman pinus baru yang bakal dikembangkan Perhutani memiliki hasil sadapan sebanyak 6 metrik ton per tahun per ha. "Tanaman pinus itu nantinya untuk memenuhi pasokan bahan baku pabrik gondorukem selama 10 tahun ke depan," paparnya, Jumat (5/10). Sebagai gambaran, perusahaan pelat merah ini memiliki delapan pabrik gondorukem dan terpentin. Sumber bahan bakunya berasal dari lahan pinus milik Perhutani yang mencapai 865.000 hektare. Adapun, areal yang bisa menghasilkan tahun depan seluas 166.000 ha. Sumber bahan baku lain dipasok dari Bali, Sulawesi Selatan dan beberapa daerah lain di luar Jawa. Menurut Bambang, saat ini Perhutani masih memegang rekor sebagai produsen gondorukem dan gumrosin (getah padat dari pinus dan tanaman lain) terbesar di Asia Tenggara. Namun, meski sebagai produsen terbesar, kompetisi di masa mendatang bakal semakin kuat. "Sehingga perlu inovasi dan teknologi supaya produksi Perhutani tetap kompetitif dan memenuhi harapan pelanggan," jelas Bambang.
Perhutani siapkan pasokan bahan baku
JAKARTA. Demi mengamankan pasokan bahan baku gondorukem, Perum Perhutani berencana mengembangkan tanaman pinus jenis unggul seluas 62.500 hektare (ha) di lahan milik sendiri.Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto menuturkan, tanaman pinus baru yang bakal dikembangkan Perhutani memiliki hasil sadapan sebanyak 6 metrik ton per tahun per ha. "Tanaman pinus itu nantinya untuk memenuhi pasokan bahan baku pabrik gondorukem selama 10 tahun ke depan," paparnya, Jumat (5/10). Sebagai gambaran, perusahaan pelat merah ini memiliki delapan pabrik gondorukem dan terpentin. Sumber bahan bakunya berasal dari lahan pinus milik Perhutani yang mencapai 865.000 hektare. Adapun, areal yang bisa menghasilkan tahun depan seluas 166.000 ha. Sumber bahan baku lain dipasok dari Bali, Sulawesi Selatan dan beberapa daerah lain di luar Jawa. Menurut Bambang, saat ini Perhutani masih memegang rekor sebagai produsen gondorukem dan gumrosin (getah padat dari pinus dan tanaman lain) terbesar di Asia Tenggara. Namun, meski sebagai produsen terbesar, kompetisi di masa mendatang bakal semakin kuat. "Sehingga perlu inovasi dan teknologi supaya produksi Perhutani tetap kompetitif dan memenuhi harapan pelanggan," jelas Bambang.