JAKARTA. PT Perikanan Nusantara akan menginvestasikan dana sebesar Rp 300 miliar untuk membangun pabrik pengolahan ikan terintegrasi di Sorong, Papua Barat. Diharapkan selesai 2014, pabrik itu dibangun untuk memanfaatkan stok ikan yang melimpah di wilayah timur Indonesia. Abdul Rachman, Direktur Produksi PT Perikanan Nusantara mengatakan, perusahaannya akan mulai melakukan pembangunan pabrik dari tahun ini sampai 2014 nanti. "Pembangunan berjalan bertahap selama tiga tahun," katanya kepada KONTAN, Senin (19/3). Abdul bilang, tahun ini Perikanan Nusantara akan menyelesaikan tahapan awal berupa pembangunan pabrik es, cool storage, dan unit prosesing ikan. Untuk itu, tahun ini, Perikanan Nusantara alokasi dana pembangunan sebesar Rp 13 miliar.
Stok melimpah Sekedar informasi, PT Perikanan Nusantara adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan hasil merger dari empat BUMN perikanan dan kelautan lain, yaitu PT Usaha Mina, PT Samudera Besar, PT Perikani dan PT Tirta Raya Mina. Empat perusahaan itu dimerger pada 2005 lalu. Kegiatan usaha Perikanan Nusantara bervariasi, mulai dari penangkapan, pembudidayaan, pengolahan dan perdagangan ikan. Perusahaan ini juga memiliki pabrik es, jasa pengolahan atau processing ikan, sewa gudang beku atau cold storage, jasa docking dan bengkel kapal. Di seluruh Indonesia, perusahaan ini memiliki 13 cabang, tapi hanya 10 cabang yang beroperasi. Perusahaan ini juga telah memiliki empat pabrik produksi es di Padang, Bitung, Ambon dan Makassar berkapasitas total 105 ton per hari. Untuk meningkatkan kapasitas, perusahaan akan membangun pabrik es berkapasitas 30 ton per hari. Perikanan Nusantara juga menambah daya tampung cool storage sebesar 100 ton per hari. Abdul mengatakan, pabrik perikanan terpadu di Sorong dibangun karena sampai saat ini sektor perikanan di wilayah timur Indonesia belum tergarap maksimal. Setelah pembangunan fisik pabrik selesai, tahun depan Perikanan Nusantara juga akan menambah armada angkut dengan membeli tiga unit kapal 500 Gros Ton (GT). Diperkirakan berharga Rp 30 miliar per unit, kapal-kapal itu diharapkan mampu mengangkut hasil perikanan dari timur ke wilayah barat Indonesia. Thomas Dharmawan, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan & Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) menambahkan, rencana pembangunan industri pengolahan perikanan diwilayah timur Indonesia ini merupakan langkah bagus. "Wilayah timur memiliki bahan baku melimpah tapi industri pengolahan ikannya minim," katanya.
Adanya industri pengolahan ikan terpadu, Thomas berharap, produk perikanan dari wilayah timur Indonesia, setelah diproses bisa langsung dipasarkan atau diekspor. Ini takan membuat berkurangnya ketergantungan bahan baku ikan impor. "Pembangunan industri perikanan di wilayah timur juga akan mengurangi biaya transportasi," katanya. Melimpahnya stok ikan di wilayah timur Indonesia juga pernah diungkapkan Saut Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP. Menurutnya pemerintah menghentikan impor ikan sejak akhir 2011 karena stok ikan di wilayah Indonesia timur melimpah. Namun permasalahannya, transportasi menuju Pulau Jawa terlalu mahal. Untuk mengatasi mahalnya distribusi pengangkutan ikan dari wilayah timur Indonesia ke Jawa, pemerintah akan memberikan subsidi transportasi pengapalan ikan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri