MOMSMONEY.ID - BMKG memberikan peringatan cuaca ekstrem masih mengancam sebagian besar wilayah Indonesia hingga Februari mendatang. Itu sebabnya, BMKG meminta masyarakat waspada dan siap-siaga akan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi. "Cuaca ekstrem ini dapat terjadi selama periode puncak musim hujan, yaitu di bulan Januari dan Februari," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers, Jumat (12/1).
Menurutnya, potensi hujan lebat hingga sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi masih memiliki peluang yang tinggi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Dwikorita menerangkan, sedikitnya, terdapat tiga penyebab cuaca ekstrem:
Baca Juga: Benarkah Musim Hujan Lebih Singkat? Ini Prakiraan Musim Hujan Akan Berakhir! Pertama, Monsun Asia yang menunjukkan aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini berpotensi disertai fenomena seruakan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Kedua, ada daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria, dan Samudra Hindia barat Sumatra. Ini bisa memicu pembentukan pola pumpunan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator. Serta, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan, juga berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitarnya.
Ketiga, aktivitas gelombang atmosfer masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan. Yakni, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial. Kondisi tersebut bisa meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.
Baca Juga: Ini Sesar Baru yang Jadi Penyebab Gempa Sumedang di Ujung Tahun 2023 Maka dari itu, BMKG mewanti-wanti masyarakat untuk senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan.
Sedangkan untuk daerah dataran tinggi atau rawan longsor dan banjir, BMKG meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem. Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang. "Sebaiknya, secara berkala atau sebelum beraktivitas, masyarakat memantau informasi cuaca yang dikeluarkan resmi oleh BMKG. Dengan begitu, dapat lebih antisipatif jika sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem," imbuh Dwikorita. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: S.S. Kurniawan