KONTAN.CO.ID - NEW YORK. CEO JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon memperingatkan, kebuntuan kongres atas plafon utang AS, dan potensi gagal bayar AS, dapat menciptakan kepanikan finansial. Mengutip
Reuters, hal tersebut dia ungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Punchbowl News yang diterbitkan pada hari Rabu (10/5/2023). "Panik belum tentu merupakan hal yang rasional," kata situs web itu mengutip Dimon. "Orang-orang panik. Dan (ketika) Anda melihat orang-orang panik -- itu tahun '08, '09 lagi, dan itulah yang ingin Anda hindari."
JPMorgan menolak berkomentar di luar wawancara. Dia juga bilang, ada kemungkinan kesalahan yang lebih tinggi di sini karena situasi politik dengan konsekuensi ekonomi yang merusak. "Saya harap, suatu hari nanti, kita bisa menghilangkannya," katanya seraya menegaskan kembali seruan untuk menghapus batas utang secara permanen. Apa yang disebut "tanggal-X" - ketika pemerintah kekurangan uang tunai untuk membayar kewajibannya - bisa terjadi paling cepat 1 Juni.
Baca Juga: Pimpinan The Fed: Gagal Bayar Utang AS Memiliki Konsekuensi Beragam Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan AS Janet Yellen kembali memperingatkan kegagalan menaikkan plafon utang AS bisa menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. Melansir
BBC, menurut Yellen, tanpa tercapainya kesepakatan untuk meningkatkan apa yang dapat dipinjam oleh pemerintah federal, uang AS bisa habis pada awal Juni. Pada saat itu pemerintah federal mungkin tidak dapat membayar upah, kesejahteraan, dan pembayaran lainnya. "Ini tugas Kongres untuk melakukan ini. Jika mereka gagal melakukannya, kita akan mengalami malapetaka ekonomi dan keuangan yang kita buat sendiri," katanya. Dalam sebuah wawancara dengan ABC News pada hari Minggu (7/5/2023), Yellen mengatakan negosiasi plafon utang tidak boleh dilakukan dengan todongan senjata ke kepala rakyat Amerika.
Baca Juga: Jerome Powell: Jangan Anggap Fed Dapat Melindungi Ekonomi AS dari Default Pagu Utang Di sisi lain, waktu sudah hampir habis untuk kesepakatan. Pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan para pemimpin Republik untuk meminta mereka menyetujui peningkatan batas utang dari US$ 31,4 triliun saat ini. Kongres biasanya mengikat persetujuan plafon utang yang lebih tinggi dengan ketentuan anggaran dan langkah-langkah pengeluaran.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie