Peringatan Keras China! Minta Uni Eropa Tidak Diskriminasi Soal Mobil Listrik



KONTAN.CO.ID - BEIJING. China memperbarui peringatan kepada Uni Eropa terkait negosiasi terpisah yang mungkin dilakukan Uni Eropa dengan perusahaan kendaraan listrik (EV) sembari berdiskusi dengan pihak pemerintah China.

Menurut pernyataan dari Kementerian Perdagangan China pada Senin, langkah tersebut akan “mengguncang kepercayaan bersama” dan mengganggu jalannya negosiasi secara keseluruhan.

Peringatan ini bukan yang pertama; Kementerian Perdagangan China telah mengeluarkan peringatan serupa awal bulan ini.


Baca Juga: Mobil Pikap Listrik BYD Shark Mulai Dijual di Kamboja, Kapan Masuk di Indonesia?

Namun, pernyataan terbaru ini disampaikan hanya beberapa hari setelah China dan Uni Eropa sepakat untuk melanjutkan diskusi teknis lebih lanjut mengenai alternatif pengenaan tarif pada kendaraan listrik asal China.

Fokus pada Komitmen Harga sebagai Solusi Utama

Kedua pihak sebelumnya telah menyatakan bahwa solusi utama untuk perselisihan tarif ini adalah dengan menerapkan komitmen harga.

Sebagai bentuk kelanjutan dari dialog sebelumnya, Kementerian Perdagangan China menyebutkan bahwa fase berikutnya dari konsultasi sudah dimulai.

Hal ini menunjukkan keseriusan kedua pihak dalam mencari solusi yang saling menguntungkan, di tengah ketegangan yang berkembang akibat ancaman tarif terhadap produk EV China di pasar Eropa.

Baca Juga: Rambah Pasar Off Road, BYD Shark 6 Ute Siap Tantang Ford Ranger dan Toyota HiLux

Undangan kepada Tim Uni Eropa

Pada Jumat lalu, Beijing menyatakan sambutannya terhadap kehadiran tim Uni Eropa di China dan mendorong agar kunjungan tersebut dapat dilakukan secepatnya.

Hal ini menunjukkan keinginan China untuk memperkuat komunikasi langsung dengan Uni Eropa dalam upaya mencari jalan keluar dari ketegangan perdagangan terkait kendaraan listrik.

Di tengah persaingan industri EV yang semakin ketat, China terus menunjukkan pendekatan yang berfokus pada diplomasi langsung dan kolaborasi teknis dengan Uni Eropa sebagai alternatif dari eskalasi tarif yang dapat merugikan kedua belah pihak.

Editor: Handoyo .