KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menggelar Indonesia Seafood Expo (ISE) dalam rangka memperingati Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-6 tahun 2019. Melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Dan Perikanan (PDSPKP), KKP menggelar Indonesia Seafood Expo (ISE) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, 12 – 14 Desember 2019. Harkannas diperingati setiap tahun pada setiap tanggal 21 November, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014, ada 2 (dua) poin penting yang mendasari ditetapkannya Hari Ikan Nasional.
Pertama, ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan ketahanan pangan dan gizi nasional. Dan kedua, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi perikanan yang perlu dimanfaatkan secara optimal dan lestari.
Baca Juga: Larangan ekspor benih lobster dicabut, Faisal Basri: Sudah gila itu! Direktur Jenderal PDSPKP, Agus Suherman, saat membuka acara mengatakan, Pagelaran Indonesia Seafood Expo merupakan salah satu upaya mensosialisasikan pada masyarakat akan pentingnya makan ikan dan ajakan juga bagi masyarakat agar terus makan ikan karena ikan sehat menyehatkan. “Sesuai dengan tema acara hari “Konsumsi Ikan Meningkatkan Daya Saing Bangsa”, maka dari itu kami dari KKP tidak pernah surut mengajak masyarakat untuk terus mengkonsumsi ikan,” kata Agus Suherman dalam siaran pers, Kamis (12/12). Dimana lanjut Agus, tahun 2019 ini kami menargetkan tingkat konsumsi ikan masyarakat 54,49 Kg, angka ini naik dari tahun 2018 yang sebesar 50,69 kg/kapita dan tahun. Dan hingga Oktober kemarin data yang sudah masuk untuk tahun 2019 ini sudah sekitar 50 kg/kapita. Jadi dipastikan hingga sampai penguhujung tahun targetnya bisa terlampaui. “Tren konsumsi ikan per tahunnya terus meningkat, dan melampaui dari target. Harapannya itu terjadi, hingga nanti tahun 2024 diharapkan tingkat konsumsi ikan per tahunnya bisa menembus diangka 60 kg/kapita per tahun,” tambahnya.
Baca Juga: Ekspor Produk Ikan 2020 Bisa US$ 6,7 Miliar Apalagi, saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi di masyarakat, salah satunya adalah stunting. Yang mana, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, diperkirakan 30,8% Balita di Indonesiamengalami stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Selain itu juga, Stunting tidak hanya berdampak pada penurunan produktivitas namun juga berpenguruh pada penurunan kecerdasan, dan kerentanan terhadap penyakit.
Dan, berdasrkan caatatan Kementerian Kesehatan, stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi negara sebesar 2-3 % dari Product Domestic Bruto (PDB).Jika PDB Indonesia tahun 2017 berdasarkan rilis Worldbank sebesar 13.000 triliun rupiah, berarti kerugian akibat stunting diperkirakan mencapai 260 - 360 triliun rupiah. “Oleh karenanya, ayo makan ikan agar kita bisa mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia, dan Indonesia bisa terbebas dari stunting” sambungnya.
Baca Juga: Menkeu terbitkan aturan penindakan bea cukai di wilayah perairan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli