Peringati Hari Menanam Pohon Indonesia, BRGM gencarkan penanaman mangrove



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang diperingati setiap tanggal 28 November seakan memberikan kesadaran serta kepedulian masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Pasalnya, menanam pohon dapat memulihkan kerusakan hutan serta mengantisipasi perubahan iklim secara nasional maupun global. 

Tujuan HMPI tersebut sejalan dengan upaya Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dalam menanam pohon mangrove seluas 600 ribu hektare hingga tahun 2024.  

Salah satu lokasi penanaman di Desa Batu Ampar, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Warga sangat antusias dan bergotong royong melakukan penanaman mangrove jenis Rhizopora sp, di 11 titik yang sudah ditentukan, terutama di wilayah mangrove yang rusak.


“Reaksi warga yang ingin terlibat dalam penanaman mangrove ini luar biasa. Jadi dalam hal ini, walaupun yang didaftarkan 60 orang saja dalam penanaman, tapi yang terlibat itu bisa lebih dari 200 orang, karena masyarakat di luar kelompok ikut juga membantu mempersiapkan bahan-bahan untuk penanaman tanaman seperti bibit, ajir atau pancang,”  ujar Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Desa Batu, Ampar, Hermansyah dalam keterangannya, Minggu (28/11). 

Baca Juga: Polda Metro berlakukan crowd free night selama libur Nataru, simak aturannya

Lebih lanjut dirinya tegaskan, bibit yang dibutuhkan untuk penanaman seluas 35 hektare mangrove membutuhkan 35 ribu bibit yang dibeli langsung dari warga sekitar. Oleh karena itu, kata Hermansyah, program ini selain menjaga lingkungan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

“Harapan kami semoga program BRGM programnya lanjut hingga  tahun berikutnya, entah dari pemberdayaan masyarakatnya atau rehabilitasinya, juga pembangunan infrastrukturnya,” harap Hermansyah. 

Kepala Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Kalimantan dan Papua Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Agung Rusdiyatmoko mengatakan program penanaman mangrove BRGM sifatnya tidak hanya projek, tapi keberlanjutan dan keterlibatan masyarakat merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan rehabilitasi mangrove. 

“Peran masyarakat ini sangat penting dalam menjaga mangrove. Jadi keberhasilan rehabilitasi mangrove itu tidak serta merta menyoal pemulihan ekologi saja, tapi juga mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat secara ekonomi,” ujar Agung 

Pada tahun 2021, tambah Agung, BRGM gencar merehabilitasi 34.000 hektare mangrove di sembilan provinsi seperti Sumatera Utara (Sumut), Bangka Belitung, Kepulauan Riau (Kepri), Riau, Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Utara (Kalut), Papua, dan Papua Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi