KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings dan Moody's Investors Service pada pekan ini menurunkan rating perusahaan properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Senin (15/7) lalu, Moody's menurunkan peringkat APLN dari B2 menjadi B1. Sedangkan Fitch memangkas peringkat jangka panjang Agung Podomoro dan obligasi jangka panjang yang akan jatuh tempo pada 2024 mendatang menjadi CCC- dari sebelumnya B-. Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, debt to equity ratio (DER) APLN memang cukup tinggi. Menurut dia, rasio utang emiten bisa dikatakan aman apabila DER berada di bawah satu kali. “Yang terjadi sekarang, DER dari APLN ada di angka 1,39 kali,” kata Sukarno, Kamis (18/7). Sepanjang triwulan pertama 2019, APLN mencatat penurunan pendapatan yang cukup dalam secara year on year (yoy). Tiga bulan pertama APLN dilalui dengan catatan pendapatan sebesar Rp 754,03 miliar. Sedangkan kuartal I tahun lalu, APLN masih bisa mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,36 triliun. Itu berarti, APLN mengalami penurunan pendapatan sebesar 45%.
Peringkat Agung Podomoro Land (APLN) dipangkas, begini kata analis
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings dan Moody's Investors Service pada pekan ini menurunkan rating perusahaan properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Senin (15/7) lalu, Moody's menurunkan peringkat APLN dari B2 menjadi B1. Sedangkan Fitch memangkas peringkat jangka panjang Agung Podomoro dan obligasi jangka panjang yang akan jatuh tempo pada 2024 mendatang menjadi CCC- dari sebelumnya B-. Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, debt to equity ratio (DER) APLN memang cukup tinggi. Menurut dia, rasio utang emiten bisa dikatakan aman apabila DER berada di bawah satu kali. “Yang terjadi sekarang, DER dari APLN ada di angka 1,39 kali,” kata Sukarno, Kamis (18/7). Sepanjang triwulan pertama 2019, APLN mencatat penurunan pendapatan yang cukup dalam secara year on year (yoy). Tiga bulan pertama APLN dilalui dengan catatan pendapatan sebesar Rp 754,03 miliar. Sedangkan kuartal I tahun lalu, APLN masih bisa mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,36 triliun. Itu berarti, APLN mengalami penurunan pendapatan sebesar 45%.