KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor’s (S&P) menaikkan rating surat utang PT Cikarang Listrindo Tbk (
POWR) menjadi BB+. Sebelumnya, perusahaan ini mendapatkan rating surat BB. Hal ini menjadi capaian tertinggi sepanjang sejarah perusahaan berdiri. S&P menilai level utang bersih terhadap EBITDA sebesar 1,6x layak untuk mendapatkan peringkat utang yang lebih baik. Selain itu FCCR atau rasio kemampuan membayar biaya tetap di level 7,8x juga menjadi indikator tersebut. Kedua indikator itu jauh melampaui syarat minimum level utang perusahaan dalam perjanjian surat utang yang diharuskan. Meski begitu bisa dinilai sebagai sentimen positif, kabar tersebut sepertinya tak terlalu berpengaruh terhadap saham
POWR.
Bila menilik data RTI, harga saham
POWR bertengger di level Rp 895 ketika peringkat dari S&P itu rilis. Ketika perdagangan pasca libur lebaran kembali dibuka, saham POWR malah turun sebesar 0,56% dari harga sebelumnya di level Rp 890. Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan terlepas dari sentimen peringkat surat utang yang mengalami kenaikan, ia masih menilai bahwa prospek POWR menarik. “Karena kenaikan peringkat menjadi kekuatan emiten untuk memperoleh pendanaan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, (12/6). Dari segi valuasi, Sukarno juga mengatakan saham
POWR bisa dikatakan masih
undervalue.
Price equity ratio (PER) dan
price book value (PBV) POWR masih berada di bawah level PER dan PBV sektor terkait. Bila mengacu pada data
Bloomberg, rerata PE dan PBV sektor masing-masing berada di level 227,13x dan 2,72x. Sedangkan PE dan PBV POWR masing-masing berada di angka 12,13x dan 1,51x. Secara teknikal, pergerakan harga saham POWR juga cenderung menunjukkan pola yang terkonsolidasi. “Tinggal menunggu momentum teknikal,” kata Sukarno. Dengan begitu Sukarno berani mengajukan strategi
buy on break dengan level
resistance di angka Rp 910. “Karena masih di bawah konsolidasi, investor bisa mulai menyicil beli mulai dari sekarang. Ini karena target harga ada di level Rp 1.050,” tambahnya. Meski begitu Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony memberikan pertimbangan lain bagi para investor yang ingin memburu saham POWR. Meski secara valuasi menarik, namun saham POWR kurang likuid. “Jumlah saham yang beredar sekarang ini masih sangat kecil sehingga kurang menarik untuk ditransaksikan dalam jangka pendek,” kata Chris kepada Kontan.co.id, (12/6). Ketika berita ini ditulis harga saham POWR berada di level Rp 895. Jumlah saham yang ditransaksikan POWR mencapai 44.500 saham dengan nilai sebesar Rp 39,9 miliar, serta frekuensi penawaran sebanyak 37x saja. “Kalau likuiditas POWR tinggi, maka bisa mendorong harga saham POWR pada level yang semestinya,” kata Chris.
Sepanjang kuartal I-2019, POWR telah mencetak laba sebesar US$ 27,5 juta. Jumlah itu naik sebesar 20,1% secara
year on year (yoy). Hingga saat ini POWR telah memiliki 2.400 pelanggan yang memanfaatkan infrastruktur serta unit utilitas yang mereka sediakan. POWR mengoperasikan pembangkit listrik berbahan bakar gas dan batubara dengan kapasitas masing-masing sebesar 864 megawatt dan 280 megawatt. Ketika berita ini ditulis, harga saham POWR berada di level Rp 895. Level harga tersebut turun sebesar 0,56% dibanding perdagangan kemarin, Selasa (11/6). Asal tahu, kemarin harga saham POWR ditutup di level Rp 900. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi