Peringkat utang Filipina naik menyusul Indonesia



MANILA. Filipina menyamakan langkah dengan Indonesia menuju status investment grade. Kemarin, Standard & Poor’s menaikkan peringkat utang Filipina ke level tertinggi dalam sembilan tahun terakhir.

Selangkah lagi, Presiden Benigno Aquino akan mencapai targetnya untuk membawa Filipina meraih status investment grade. S&P menyatakan, peringkat surat utang jangka panjang berdenominasi mata uang asing Filipina naik satu level.

Ratingnya menjadi BB+, dari sebelumnya BB, dengan outlook stabil. Peringkat tersebut satu tingkat di bawah investment grade dan sejajar dengan peringkat Indonesia.


“Kenaikan peringkat utang menandakan penilaian kami atas kerentanan fiskal Filipina yang perlahan-lahan berkurang,” ujar Agost Benard, analis Standard & Poor’s yang berbasis di Singapura dalam pernyataannya. Surplus neraca berjalan Filipina juga makin kuat dengan pengiriman uang dari luar negeri (remittance) dan ekspor sektor jasa yang berkembang.

Filipina melengkapi barisan negara berkembang yang memenangkan kenaikan peringkat rating di tengah krisis di negara maju. Tahun lalu, Brazil dan Indonesia telah lebih dulu naik peringkat setelah berhasil mengatasi defisit anggaran.

Bagi Filipina, peringkat rating yang lebih tinggi dapat membantu Aquino untuk melakukan ekspansi ekonomi. Tahun ini, ia hendak menambah belanja negara ke rekor tertingginya demi menangkal efek krisis Eropa. Aquino pun tengah mencari investasi senilai US$ 16 miliar untuk membangun jalan, jembatan, dan bandara

Yield obligasi peso yang jatuh tempo Maret 2032 turun 7 poin menjadi 5,78%. Ini adalah yield terendah sejak 16 Maret 2012 lalu, menurut Tradition Financial Services. Sementara peso menguat 0,4% menjadi 41,665 per dollar AS pukul 9.46 menurut Tullett Prebon Plc.

Editor: