Perinus berambisi jadi "Bulog" perikanan



JAKARTA. PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus nampaknya benar-benar akan tancap gas pada tahun ini. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hasil merger empat perusahaan ini berambisi untuk menjadi “Bulog” sektor perikanan Indonesia.

Untuk mencampai target tersebut, Perinus menempuh serangkaian strategi. Direktur Utama Perinus Usman Perdanakusuma mengatakan, pihaknya telah merampingkan lini usaha perusahaan menjadi fokus di bidang pengumpulan, cold storage dan pengolahan ikan. Sebelumnya, lini bisnis Perinus terdiri atas penangkapan ikan, pengumpulan ikan, pengolahan ikan, perdagangan ikan, jasa perawatan dan perbaikan kapal, cold storage dan jasa lainnya.

Setelah merampingkan lini usaha, Perinus kemudian fokus pada strategi penyerapan ikan dari nelayan. Bermodalkan Penanaman Modal Negara (PMN) sebesar Rp 200 miliar yang telah cair pada akhir tahun lalu, Perinus berencana menyerap ikan dari nelayan sebanyak-banyaknya serta memperbaharui infrastruktur miliknya


“Dari Rp 200 miliar, sebesar Rp 36 miliar akan digunakan untuk penyerapan atau pembelian ikan. Sementara, Rp 163 miliar digunakan untuk pengembangan infrastruktur seperti gudang pendingin dan infrastruktur lain-lain,” ujar Usman kepada KONTAN, Kamis (10/3).

Melalui investasi pada infrastruktur, Perinus menargetkan cabang potensial mampu menambah kapasitas cold storage hingga 20.000 ton. Sekedar info, setiap cabang Perinus sebenarnya telah memiliki cold storage, cuma kapasitasnya berkisar antara 100 ton-200 ton. Nah, di cabang-cabang potensial seperti Sorong dan Bitung, kapasitasnya akan diperbesar hingga 20.000 ton.

Dari serangkaian langkah strategis seperti fokus dalam pengumpulan ikan serta perbaikan infrastruktur, Perinus menargetkan tahun ini mampu menyerap ikan dari nelayan sebesar 30.000 ton, jauh lebih tinggi dari penyerapan tahun lalu yang sebesar 9.000 ton. Untuk laba perusahaan, Perinus menargetkan mampu mencapai laba sebesar Rp 20 miliar tahun ini, naik enam kali lipat dibandingkan laba tahun lalu yang sebesar Rp 3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini