Periode liburan, permintaan wisata kapal pesiar Golden Rama naik hingga 70%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Golden Rama Tour and Travel, salah satu penyedia paket wisata kapal pesiar atau cruise, mencatatkan pertumbuhan pendapatan dari paket cruise saat periode liburan. Tidak tanggung-tanggung, kenaikannya mencapai 50%-70% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Yusuf Yengki, Manager Golden Rama Subsektor Cruise mengatakan, selama periode liburan ada permintaan wisatawan yang cukup signifikan mengingat waktu liburan kemarin cukup panjang dan beriringan dengan libur sekolah.

"Ada peningkatan sekitar 50%-70%, dan kami berharap akan terus bertambah mengingat libur sekolah masih berlangsung," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (3/7).


Menurutnya, saat ini berwisata dengan kapal pesiar bukanlah hal yang sulit didapatkan mengingat harga atau paket yang ditawarkan para biro wisata kian kompetitif.

"Dulu naik kapal pesiar itu susah karena harganya yang terbilang mahal. Tapi sekarang harga yang kita tawarkan cukup kompetitif sehingga memberi kesempatan bagi mereka yang ingin berwisata ke luar negeri menggunakan kapal pesiar. Ditambah lagi, kapal yang di gunakan saat ini adalah kapal yang berukuran besar-besar atau kapal berkapasitas 1.000 ton," ujarnya.

Untuk pilihan paket wisata Cruise, kata Yusuf, Golden Rama mematok harga mulai dari Rp 4 juta-Rp 15 juta yang disesuaikan dengan pilihan kamar dan destinasi tujuan.

"Untuk kamar yang lebih kecil saat ini kita sedang promo dari harga Rp 4juta - Rp 5 juta dan untuk kelas premium kami patok dengan harga Rp 10 juta - Rp 15 juta," ujarnya.

Selain itu, permintaan wisata kapal pesiar didominasi oleh pelancong luar negeri mengingat keberangkatan kapal memang dari Singapura.

"Kalau lagi sepi, dari Indonesia kadang hanya 20%-30% dari total penumpang satu kapal dan sisanya pelancong luar. Namun kalau lagi ramai seperti Lebaran kemarin, satu kapal besar itu isinya bisa dari Indonesia semua," ujarnya.

Yusuf mengklaim, saat ini pelancong dari Indonesia memang tidak sebanyak pelancong mancanegara. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kapal pesiar yang berangkat langsung dari Indonesia.

"Pelabuhan di Indonesia belum ada untuk kapal-kapal pesiar ini, mereka harus terbang dulu ke Singapura, yang tentunya akan memakan biaya lebih," ujarnya.

Sementara, negara yang masih tercatat sebagai destinasi favorit adalah negara-negara Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Thailand.

"Kami menyediakan semua destinasi baik Asia maupun Eropa. Namun saat ini yang menjadi favorit adalah Malaysia dan Thailand," ujarnya.

Ditanya soal total pendapatan, Yusuf enggan buka-bukaan. Hanya saja, ia menargetkan total pendapatan dapat tumbuh sampai 100% hingga akhir liburan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie