KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Transaksi uang elektronik mulai menunjukkan tren pertumbuhan pada periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, khususnya untuk kebutuhan transportasi, belanja, dan persiapan liburan akhir tahun. Ambil contoh, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mencatatkan pertumbuhan yang solid pada kinerja TapCash BNI. Hingga saat ini, transaksi TapCash tumbuh 38% secara tahunan (year on year/YoY).
Khusus pada periode Nataru tahun ini, BNI memproyeksikan transaksi TapCash akan meningkat sekitar 18% dibandingkan periode normal.
Baca Juga: Duit Mengendap di Kartu Uang Eletronik dan Dompet Digital Tembus Rp 15,8 Triliun "Kami memproyeksikan kinerja transaksi uang elektronik TapCash akan meningkat signifikan selama periode Nataru. Momentum libur akhir tahun ini menjadi salah satu
peak season terpenting bagi bisnis uang elektronik berbasis kartu," ungkap Head of Division Retail Digital Product and Partnership BNI, Mesah Roni Ginting kepada kontan.co.id, Rabu (24/12/2025). Roni menjelaskan, peningkatan transaksi TapCash selama Nataru masih didorong oleh kebutuhan mobilitas masyarakat. Dari sisi sektor, kontribusi terbesar berasal dari utilitas publik, terutama pembayaran tol yang menyumbang sekitar 45% dari total transaksi. Selanjutnya diikuti oleh transaksi parkir sebesar 25% dan transportasi sekitar 20%. Sementara itu, meskipun transaksi konsumsi ritel turut mengalami peningkatan selama periode libur akhir tahun, kontribusinya belum sebesar sektor utilitas.
Baca Juga: Duit Mengendap di Kartu Uang Eletronik dan Dompet Digital Tembus Rp 15,8 Triliun Hal ini kata Roni sejalan dengan preferensi masyarakat yang cenderung menggunakan instrumen pembayaran digital lain, seperti QRIS, untuk transaksi ritel. "BNI juga mencermati adanya perubahan pola perilaku pengguna TapCash selama musim Nataru. Nasabah cenderung meningkatkan nominal top-up untuk mengantisipasi kebutuhan selama perjalanan. Waktu puncak transaksi umumnya terjadi pada periode arus liburan, seiring meningkatnya mobilitas kendaraan dan aktivitas transportasi publik," jelas Roni. Meski hanya berlangsung sekitar dua pekan, periode Nataru memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total transaksi tahunan uang elektronik BNI. Hal ini tercermin dari lonjakan permintaan kartu TapCash yang mencapai dua kali lipat di berbagai titik penjualan, seperti jaringan ritel Alfagroup dan Indomaret. Lebih lanjut Roni menuturkan, lonjakan transaksi dan permintaan kartu tersebut menjadi indikator kuat peran strategis momentum Nataru dalam mendorong pertumbuhan bisnis uang elektronik, sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) BNI. Tak ketinggalan, Kinerja transaksi uang elektronik Flazz PT Bank Central Asia (BCA) terus menunjukkan tren pertumbuhan positif hingga akhir 2025. Seiring meningkatnya mobilitas masyarakat, khususnya pada periode Nataru, penggunaan Flazz menjadi salah satu pendorong aktivitas transaksi non-tunai.
Baca Juga: OJK Membentuk Direktorat Pengawasan Perbankan Digital, Ini Fokus Pengawasannya Per November 2025, frekuensi transaksi Flazz BCA tercatat mencapai lebih dari 964 juta transaksi, tumbuh 11% secara tahunan. Dari sisi nilai, nominal transaksi Flazz juga meningkat 12% YoY. Hingga saat ini, jumlah kartu Flazz yang beredar telah melampaui 29 juta kartu. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menjelaskan, periode Nataru secara historis berkontribusi signifikan terhadap peningkatan transaksi Flazz. "Hal ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat selama libur akhir tahun. Flazz banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pembayaran tol, tiket transportasi publik, hingga belanja di minimarket dan merchant ritel lainnya," ungkap Hera.