JAKARTA. Penurunan daya beli masyarakat pada kuartal ketiga 2016 membuat was-was peritel. Sebagian peritel yang dihubungi KONTAN pesimistis bisa mengejar target penjualan tahun ini, yakni naik 10% ketimbang realisasi penjualan pada tahun 2015. Menurut Tutum Rahanta, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), tahun lalu penjualan ritel Rp 200 triliun. Artinya, target penjualan tahun ini dipatok Rp 220 triliun. "Daya beli masyarakat lesu," kata Tutum kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Tutum melihat, ada peluang kenaikan penjualan di 10 hari pertama Oktober 2016. Namun setelah waktu berlalu, kenaikan penjualan yang didambakan tersebut tak jua terjadi. "Secara natural awal Oktober ada tanda kenaikan, tapi tahun ini agak aneh," terang Tutum.
Peritel pesimis cetak pertumbuhan bisnis 10%
JAKARTA. Penurunan daya beli masyarakat pada kuartal ketiga 2016 membuat was-was peritel. Sebagian peritel yang dihubungi KONTAN pesimistis bisa mengejar target penjualan tahun ini, yakni naik 10% ketimbang realisasi penjualan pada tahun 2015. Menurut Tutum Rahanta, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), tahun lalu penjualan ritel Rp 200 triliun. Artinya, target penjualan tahun ini dipatok Rp 220 triliun. "Daya beli masyarakat lesu," kata Tutum kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Tutum melihat, ada peluang kenaikan penjualan di 10 hari pertama Oktober 2016. Namun setelah waktu berlalu, kenaikan penjualan yang didambakan tersebut tak jua terjadi. "Secara natural awal Oktober ada tanda kenaikan, tapi tahun ini agak aneh," terang Tutum.