Perjalanan investasi Jejouw dari saham sampai memilih sneaker



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menurut Jeffry Jouw, investasi tidak sama dengan berjudi. Chief Marketing Oficer Kick Avenue ini menyarankan, setiap orang yang ingin berinvestasi harus belajar agar bisa menghitung potensi cuan yang bisa didapat. 

Pria kelahiran 1988 ini mengaku sudah memulai berinvestasi sejak duduk di bangku SMA. Investasi pertama kala itu adalah saham. Ia mengaku investasi di saham karena ikut teman. "Saat itu, modal saya cuma Rp 1 juta-Rp 2 juta," kata Jeffry. 

Jeffry berkisah, berkat pengalaman di SMA tersebut, ia belajar banyak mengenal saham. "Saya jadi tahu apa itu saham bluechip, apa itu saham gorengan," kenang dia. 


Baca Juga: Virus corona menurunkan minat dan harga investasi eksotis

Pria yang menempuh SD sampai SMA di Sekolah Katolik Santa Theresia ini juga belajar bahwa berinvestasi saham tidak seperti bermain judi. Jeffry memahami, jika ingin mendapat untung, investor harus pandai melihat tren harga saham, membaca laporan keuangan dan prospek ke depan dengan membaca dari berbagai sumber. Dus, profit tetap stabil.

Pengetahuan tersebut didapat karena ayah dari satu anak ini juga pernah merasakan kerugian. "Semua gara-gara ikut-ikutan, karena itu investasi itu tidak boleh sekedar ikut," ujar Jeffry. Karena itu, investor saham itu juga harus rajin membaca agar tidak sekedar ikut-ikutan. 

Keseriusan berinvestasi di saham dia dilanjutkan pada saat kuliah di 2013. Modal yang dipakai Jeffrypun lebih besar, yakni Rp 120 juta. "Modalnya dari saya jual jam ke orangtua, saya ingat banget," kata pria yang kerap dipanggiil Jejouw. 

Baca Juga: Resmi jadi miliarder, Kanye West pastikan seluruh dunia mengetahuinya...

Di 2013, Jeffry membeli saham sektor keuangan seperti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan lainnya. Alasan dia, saham keuangan dinilai memiliki prospek menarik ketimbang sektor lain. 

Tak hanya di sektor keuangan, ia juga memilih beberapa saham yang dinilai berpotensi memberi cuan. "Hasil dari investasi Rp 120 juta pada tahun 2013, pada tahun 2017 saya sudah dapat Rp 500 juta-Rp 600 juta," kata Jeffry. 

Editor: Avanty Nurdiana