Perjalanan mengharu biru OPEC selama setengah abad



LONDON. Besok (14/9), Organization of Petroleum Exporting Countries atau yang lazim kita kenal dengan OPEC genap berusia 50 tahun. Selama berdiri, organisasi energi tertua dan terbesar dunia ini telah mengalami banyak hal mulai dari perang, embargo, hingga pertikaian. Namun saat ini, kelompok produsen minyak ini tengah menikmati harga si emas hitam yang kini telah mendekati posisi US$ 75 sebarel. Harga sebesar itu dinilai ideal bagi Arab Saudi, yang merupakan anggota terbesar OPEC. Berikut kejadian besar yang dialami OPEC dari tahun ke tahun:14 September 1960: OPEC lahir di Baghdad. Lima anggota pendirinya adalah Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela. 1 September 1965: OPEC memindahkan kantor pusatnya dari Genewa ke Vienna. Dalam kurun waktu 1961 dan 1971, sejumlah negara turut bergabung seperti Qatar, Indonesia, Libia, Uni Emirat Arab, Algeria, dan Nigeria. Oktober 1973: Dilakukan embargo minyak oleh anggota OPEC Arab terhadap AS dan Israel karena motivasi politik yang menyebabkan harga minyak melonjak di atas US$ 12 sebarel.20 Desember 1975: Ilich Ramirez Sanchez yang juga dikenal sebagai Carlos the Jackal, menyandera 60 orang dalam penyerangan ke kantor pusat OPEC di Vienna sebagai aksi protes tindakan Israel terhadap Palestina. Oktober 1978: Aksi protes dan mogok kerja terjadi di Iran yang menjadi anggota OPEC. Warga Iran protes terhadap pemerintahan Shah Reza Pahlavi yang kemudia setahun setelahnya terjadi revolusi Iran. Hal itu menurunkan tingkat produksi minyak Iran ke level terendah dalam 20 tahun terakhir. 23 September 1980: Ira menginvasi Iran dalam perang pertama antar anggota OPEC.Oktober 1981: Anggota OPEC sepakat untuk menjaga harga minyak dalam kisaran US$ 32 hingga US$ 38 sebarel. 1986: Anggota OPEC mengubah sistem baru untuk penetapan harga di mana kontrak harga minyak berjangka diperdagangkan di New York dan London secara efektif.2 Agustus 1990: Invasi Irak terhadap Kuwait menandakan perang kedua antar anggota OPEC.29 November 1997: Pada pertemuan di Jakarta, OPEC meningkatkan kuota produksi untuk pertama kalinya dalam empat tahun seiring dengan terjadinya krisis finansial Asia. Kondisi ini menyebabkan harga minyak tertekan di bawah US$ 10. Para analis sering menggambarkan kondisi tersebut sebagai "Hantu Jakarta"1 januari 2007: Angola menjadi anggota OPEC, sehingga total anggota OPEC menjadi 12. 10 September 2008: Indonesia keluar dari anggota OPEC setelah mengimpor minyak dari negara lain. 18 Desember 2008: OPEC mengumumkan pemangkasan produksi paling besar dalam sejarah seiring terjadinya krisis finansial terhebat yang membuat harga minyak mencapai rekor ke US$ 147,27 sebarel di Juli 2008. Sepanjang 2009, harga minyak dunia naik 78%. 14 September 2010: Di usianya yang ke 50, OPEC kini tengah menikmati masa jaya seiring stabilnya harga minyak di posisi US$ 75 sebarel.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie