KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengunjungi Turki pada 12 Februari 2024 untuk bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat Turki kepada
Reuters. Ini akan menjadi perjalanan pertama pemimpin Rusia itu ke negara NATO sejak invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022.
Mengutip
Reuters, ruang lingkup Putin untuk bepergian ke luar negeri telah dibatasi sejak Maret tahun lalu, ketika Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya atas dugaan deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia, yang merupakan kejahatan perang. Rusia membantah tuduhan tersebut dan menyebut tindakan tersebut keterlaluan. Namun Rusia mengatakan tindakan tersebut batal secara hukum karena Rusia bukan anggota ICC. Turki juga bukan pihak dalam Statuta Roma ICC, sehingga Putin dapat melakukan perjalanan ke Turki tanpa takut ditangkap berdasarkan surat perintah tersebut. Turki, yang berbagi perbatasan maritim dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, berupaya menjaga hubungan baik dengan kedua negara sejak invasi besar-besaran yang dilakukan Moskow. Turki memberikan dukungan militer kepada Kyiv dan menyuarakan dukungan terhadap integritas wilayahnya, namun juga menentang sanksi terhadap Rusia.
Baca Juga: Turki Akhirnya Restui Swedia Bergabung dengan NATO Ankara telah berusaha meyakinkan Rusia untuk kembali ke Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, yang ditengahi oleh PBB dan Turki untuk memberikan perlindungan ekspor dari pelabuhan Ukraina. Seperti yang diketahui, Moskow menarik diri dari perjanjian tersebut pada Juli lalu setelah satu tahun penerapannya. Erdogan mengatakan, alternatif terhadap kesepakatan tersebut tidak dapat memberikan solusi yang bertahan lama. Meski Kyiv mengatakan pembicaraan sedang dilakukan untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut, Moskow mengatakan pihaknya tidak tertarik untuk menerapkannya kembali. Sebelumnya pada hari Rabu, Turki dan Ukraina menandatangani perjanjian yang mengizinkan perusahaan konstruksi Turki mengambil bagian dalam rekonstruksi infrastruktur Ukraina yang rusak akibat perang dengan Rusia.
Turki memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan Rusia, khususnya di bidang pariwisata, pasokan gas, biji-bijian dan perdagangan pertanian lainnya, yang membuat negara-negara Barat tidak nyaman.
Baca Juga: Rusia: Upaya Perdamaian Ukraina Tidak Ada Gunanya Namun, keduanya juga berselisih mengenai konflik di Suriah dan Libya, di mana mereka mendukung pihak yang berlawanan, serta ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia di Kaukasus Selatan. Secara terpisah, pejabat Turki mengatakan, Erdogan akan melakukan perjalanan ke Mesir pada 14 Februari 2024, setelah kedua negara meningkatkan hubungan diplomatik mereka dengan menunjuk duta besar tahun lalu setelah ketegangan selama satu dekade.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie