KONTAN.CO.ID - MUMBAI/DELHI. Krisis penerbangan melanda India hingga hari keempat pada Jumat (5/12/2025), setelah maskapai IndiGo membatalkan sekitar 500 penerbangan, termasuk seluruh penerbangan keberangkatan dari New Delhi. Langkah tersebut mendorong pemerintah setempat mengumumkan kebijakan khusus untuk membantu maskapai terbesar di India itu. Pemerintah India sebelumnya telah memperkenalkan regulasi baru untuk meningkatkan standar keselamatan penerbangan, termasuk pembatasan jam terbang pilot dan aturan lebih ketat untuk operasi penerbangan malam hari.
Namun, IndiGo mengakui tidak melakukan perencanaan dengan baik menjelang tenggat penerapan aturan tersebut pada 1 November, terutama ketika permintaan perjalanan udara tengah menuju puncaknya di Desember. Kondisi ini memicu pembatalan penerbangan besar-besaran dan membuat ribuan penumpang terlantar. Pada Jumat, IndiGo, yang menguasai lebih dari 60% pasar penerbangan domestik di negara berpenduduk terbesar di dunia itu, menyampaikan permintaan maaf kepada pelanggan.
Baca Juga: Putin dan Modi Sepakat untuk Memperluas dan Mempererat Perdagangan India-Rusia “Beberapa hari terakhir kami mengalami krisis operasional serius. Ini tidak akan dapat diselesaikan dalam semalam, tetapi kami akan melakukan segala upaya untuk membantu Anda,” tulis IndiGo dalam pernyataan resmi. Menanggapi permintaan maskapai, otoritas penerbangan sipil India memberikan pengecualian sementara terhadap sejumlah aturan baru untuk membantu IndiGo menanggulangi krisis. IndiGo sebelumnya memperkirakan operasional baru akan pulih penuh pada 10 Februari, meskipun pada Jumat menyatakan akan ada perbaikan bertahap mulai Sabtu (6/12). Maskapai besar lain di India, termasuk Air India dan Akasa, tidak mengalami pembatalan penerbangan akibat aturan baru tersebut.
Ribuan Penumpang Terlantar, Kekacauan Terjadi di Banyak Bandara
Bandara New Delhi pada Jumat mengumumkan bahwa semua penerbangan IndiGo dibatalkan, dengan sumber menyebut jumlahnya mencapai 235 penerbangan. Bandara Chennai juga menyampaikan pengumuman serupa. Sumber bandara menyebut pembatalan juga terjadi di:
- 165 penerbangan di Mumbai
- 102 di Bengaluru
- 92 di Hyderabad
Baca Juga: Putin Jamin Pasokan Energi ke India di Tengah Tekanan Barat dan Ancaman Sanksi Di berbagai bandara besar, kerumunan penumpang yang terdampar tampak meluapkan kemarahan, dengan insiden adu mulut antara penumpang dan staf maskapai. Media sosial dibanjiri video protes, termasuk oknum penumpang di Bengaluru yang meneriakkan: “Turunkan IndiGo! Turunkan IndiGo!” Video lain menampilkan seorang ayah memarahi awak kabin dan meminta pembalut untuk anak perempuannya. Di New Delhi, puluhan anak kecil tampak duduk di terminal sejak dini hari. “Anak-anak menunggu sejak jam 4 pagi… lapar, lelah, mengantuk,” tulis salah satu pengguna X.
Regulasi Baru Soal Jam Terbang Pilot, IndiGo Diberi Dispensasi
Saham IndiGo melemah hampir 3% pada Jumat, menambah penurunan mingguannya menjadi 10,3%. Partai oposisi utama India menyerukan pembahasan masalah ini di parlemen. Aturan baru mengharuskan pilot hanya melakukan dua pendaratan malam per minggu, turun dari enam sebelumnya. Namun, ketentuan tersebut ditangguhkan hingga 10 Februari khusus untuk IndiGo, sebagai bagian dari upaya penanganan krisis. IndiGo juga diberikan dispensasi sementara atas aturan terkait batas maksimum jam terbang untuk pilot pada penerbangan malam.
Baca Juga: Harga Beras Thailand Meroket Akibat Banjir, India-Vietnam Turun Untuk meredam kekecewaan pelanggan, IndiGo menawarkan:
- Pembebasan biaya pembatalan dan perubahan jadwal untuk perjalanan 5–15 Desember
- Transportasi darat dan ribuan kamar hotel bagi pelanggan yang terdampar
Dampak Besar bagi Industri Penerbangan India
Krisis ini menjadi pukulan berat bagi industri penerbangan India yang tengah menghadapi lonjakan permintaan akhir tahun, sekaligus mempertegas pentingnya perencanaan operasional dalam menghadapi perubahan regulasi. Meski telah diberikan kelonggaran, pemulihan penuh IndiGo diperkirakan membutuhkan waktu beberapa pekan ke depan, meninggalkan ketidakpastian pasar dan konsumen.