KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah laporan tahunan dari Cour des Comptes, lembaga auditor negara Prancis, mengungkapkan bahwa jamuan kenegaraan mewah yang diadakan untuk Raja Charles dan Ratu Camilla pada tahun lalu telah menguras anggaran istana secara signifikan. Acara tersebut, yang dipenuhi dengan berbagai bentuk kemewahan khas Prancis, dianggap sebagai langkah diplomasi tinggi untuk memperbaiki hubungan antara Prancis dan Inggris pasca-Brexit. Namun, di balik kemegahan tersebut, terdapat dampak finansial yang tidak bisa diabaikan.
Baca Juga: Giliran Partai Sayap Kiri Unggul pada Pemilu Prancis Pukulan Macron dan Koalisinya Detail Kemewahan Jamuan Negara
Jamuan mewah yang diadakan pada bulan September untuk menyambut Raja Charles dan Ratu Camilla melibatkan pengeluaran yang sangat besar, mendekati angka €500.000. Salah satu pengeluaran terbesar adalah untuk anggur, yang mencapai sekitar €40.000. Acara ini merupakan bagian dari serangkaian upaya diplomasi yang dilakukan oleh Presiden Macron, yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan Prancis-Inggris yang sempat renggang. Secara keseluruhan, Istana Élysée menghabiskan €125 juta pada tahun lalu, dengan €8,3 juta di antaranya merupakan defisit anggaran yang sebagian besar disebabkan oleh acara-acara besar seperti jamuan untuk Raja Charles dan Presiden India Narendra Modi. Biaya ini mencakup berbagai aspek seperti tugas diplomatik dan presidensial, administrasi, personel, keamanan, dan pengelolaan properti istana.
Rincian Menu dan Penyajian
Menu yang disajikan pada jamuan tersebut dirancang oleh tim koki berbintang Michelin, termasuk Yannick Alléno, Anne-Sophie Pic, dan Pierre Hermé, yang merupakan salah satu pastry chef terbaik di Prancis. Menu tersebut terdiri dari hidangan pembuka lobster biru dan kepiting, yang terinspirasi oleh selera Louis XIV, diikuti oleh hidangan utama
poulet de Bresse dengan
gratin jamur cep. Untuk minuman, tamu-tamu terhormat disuguhkan
double magnum Château Mouton-Rothschild 2004 grand cru classé Pauillac, dengan label yang dirancang oleh Raja Charles sendiri, serta sampanye Pol Roger. Penyajian hidangan dilakukan di atas meja panjang berukuran 60 meter, yang dihiasi dengan bunga mawar dan hydrangea lokal dalam nuansa merah muda, ungu, dan putih. Seluruh penyajian ini dilakukan di atas piring yang diproduksi oleh
Porcelaine de Sèvres, sebuah manufaktur porselen terkenal di Prancis.
Baca Juga: Partai Sayap Kanan Menang di Putaran Pertama Pemilu Prancis Reaksi Publik dan Kritik Terhadap Pemborosan
Setelah laporan audit ini dirilis, Istana Élysée menghadapi kritik tajam atas kemewahan yang dianggap berlebihan dan tidak perlu, terutama di tengah situasi ekonomi yang menantang. Meskipun beberapa pejabat dan diplomat menyatakan bahwa acara tersebut penting untuk memperkuat hubungan internasional, banyak yang mempertanyakan apakah pengeluaran sebesar itu benar-benar diperlukan.
Laporan Cour des Comptes juga mengkritik perencanaan yang buruk yang mengakibatkan pemborosan besar, termasuk €830.000 yang hilang karena pembatalan 12 perjalanan yang ternyata tidak dapat dikembalikan biayanya. Kritik ini semakin memperkuat citra negatif Macron sebagai "presiden untuk kaum kaya", meskipun tanggapan publik terhadap laporan keuangan istana ini sejauh ini cenderung datar.
Editor: Handoyo .