BANDUNG. Bangunan perkantoran di Indonesia dinilai masih belum ramah terhadap lingkungan. "Soal penggunaan listrik, misalnya. Bangunan-bangunan perkantoran menghabiskan 250 kwh listrik tiap meter persegi (ruang) setiap tahun," ujar Commercial Building Solution Manager PT Holcim, Ranidia Leeman, di Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang, Jalan Kiputih, Bandung (26/11). Ranidia mengutip data itu dari Green Building Council Indonesia. Pemakaian listrik di gedung-gedung perkantoran di Indonesia dua lipat lebih boros daripada bangunan-bangunan yang sama di Malaysia dan Singapura yang hanya memakai listrik 100 kWh listrik per meter persegi per tahun. Sayang, Ranidia tak mengantongi detail data tentang persentase bangunan yang belum go green di tanah air. Secara global, lanjutnya, World Green Building Council mencatat bangunan-bangunan rata-rata menghabiskan 40 persen listrik dan 17 persen dari persediaan air bersih di dunia.
Perkantoran di Indonesia boros energi
BANDUNG. Bangunan perkantoran di Indonesia dinilai masih belum ramah terhadap lingkungan. "Soal penggunaan listrik, misalnya. Bangunan-bangunan perkantoran menghabiskan 250 kwh listrik tiap meter persegi (ruang) setiap tahun," ujar Commercial Building Solution Manager PT Holcim, Ranidia Leeman, di Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang, Jalan Kiputih, Bandung (26/11). Ranidia mengutip data itu dari Green Building Council Indonesia. Pemakaian listrik di gedung-gedung perkantoran di Indonesia dua lipat lebih boros daripada bangunan-bangunan yang sama di Malaysia dan Singapura yang hanya memakai listrik 100 kWh listrik per meter persegi per tahun. Sayang, Ranidia tak mengantongi detail data tentang persentase bangunan yang belum go green di tanah air. Secara global, lanjutnya, World Green Building Council mencatat bangunan-bangunan rata-rata menghabiskan 40 persen listrik dan 17 persen dari persediaan air bersih di dunia.