Perkaya Irama dan Musik, Seniman Rudy Octave Luncurkan Buku Indonesia Darurat Irama



MOMSMONEY.ID - Bagi penyuka lagu tradisional mungkin tak asing dengan Poco-poco. Namun, banyak yang salah kaprah dengan melabel Poco-poco sebagai tarian. Melihat hal itu, musis sekaligus seniman Rudy Octave meluncurkan buku "Indonesia Darurat Irama".

Rudy Octave berhasil mengidentifikasi dan mendata ragam irama musik latin yang berjumlah 161 jenis irama yang tertuang di dalam tabel yang tersaji lengkap dengan tahun dan asal usul sejarahnya.

Menurut Rudy Octave, irama merupakan suatu penemuan seni yang sangat penting dalam sebuah pengkaryaan seni musik budaya, dimana irama dapat mendorong perkembangan musik menjadi semakin maju dan alunan musik menjadi lebih luas pengertian dan dampaknya yang melahirkan suatu gerakan koreografi tari dengan pakem yang khas dan pasti, yang dapat diikuti oleh semua orang dengan gerakan yang sesuai. Hal ini juga menjadikan irama pada seni musik dapat lebih dinikmati, memiliki makna mendalam, dan dapat dipelajari dengan mudah.


"Proses tersebut tidak akan berhasil jika irama-irama tadi tidak memiliki nama sehingga orang akan kesulitan dalam mengidentifikasi, menyebut, memanggil, dan mengkomunikasikan jenis musik tersebut. Nama irama-irama harus terdokumentasi dan disosialisasikan dengan baik, yang dalam perjalanannya secara otomatis akan menciptakan suatu struktur tari sosial atau social dance menjadi mudah memasyarakat," kata Rudy di peluncuran bukunya.

Hal ini pula akan turut serta mengangkat budaya serta daerah dari mana irama tersebut berasal dan secara otomatis pula akan menjadi identitas daerah dan bangsa dimana irama tersebut berasal. Sebagai contoh pada irama musik latin kita mengenal irama salsa dengan tarian salsa, irama bolero dengan tarian bolero, irama samba dengan tarian samba, dan irama tango dengan tarian tango.

Baca Juga: Ini Dia Lirik Lagu APT Rosé dan Bruno Mars serta Terjemahannya!

Rudy Octave juga menjelaskan bahwa perkembangan teknologi yang masif akan membuat proses pendataan nama irama menjadi sangat mudah untuk diakses melalui jaringan internet lewat berbagai macam aplikasi website, aplikasi mesin pencari, dan sistem Artificial Inteligent atau AI. Hal ini memberikan dampak pada banyaknya jenis seni dan budaya yang ditemukan telah beredar luas di masyarakat beserta golongan jenis instrumentasi musiknya dan pola struktur bunyi-bunyiannya yang sangat unik.

Pada acara Launching Buku “Indonesia Darurat Irama" Rudy Octave juga menampilkan sajian penampilan budaya tradisi Indonesia yang dikolaborasikan dengan irama latin pada lagu daerah dari suku Dayak Kanayatn, Kalimantan Barat yang berjudul “Lenggon” yang dibawakan oleh Laskar Dayak, serta lagu “Rahwana Gandrung” yang berasal dari suku Sunda, Jawa Barat yang dibawakan oleh Ki Dalang Bubun Subandara.

Kedua lagu tersebut disajikan oleh Rudy Octave dengan menggunakan irama Ska yang merupakan salah satu dari sekian banyak irama musik latin yang terkenal di seluruh dunia.

Melalui acara peluncuran karya tulisan "Indonesia Darurat Irama" oleh Rudy Octave ini menyadarkan kita bahwa di Indonesia yang memiliki ratusan bahkan ribuan corak suku bangsa dan budaya dengan ragam alat musik tradisional yang tak terhitung pula jumlahnya, ternyata hampir tidak memiliki pencatatan secara baku tentang irama asli yang secara otentik dimiliki oleh Nusantara.

Rudy Octave berusaha untuk menjawab kegundahan dan ketidaktahuan para awam, penikmat musik, para praktisi dan pelajar seni musik tentang fenomena darurat irama yang selama ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia secara luas. Proses pembedahan mispersepsi dan kerancuan terhadap pemahaman teori musik juga dijelaskan secara rapi, kontekstual, dan interaktif di dalam buku inisehingga memperjelas maksud Rudy Octave tentang esensi utama dari irama musik yang dimiliki oleh bangsa ini sebagai suatu kekayaan intelektual seni budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan dengan baik.

Baca Juga: Jadi Destinasi Liburan, Plataran Gelar Intimate Venue Collections

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Jane Aprilyani